Muhammad Yusuf Musa, Santri MTsTQ Qoryatul Qur’an Kelas IX Selesaikan Hafalan 30 Juz

Salah satu santri kelas IX MTsTQ Qoryatul Qur’an atas nama Muhammad Yusuf Musa telah berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an lengkap 30 juz. Waktu yang diperlukannya untuk berproses menghafal adalah 2 tahun 8 bulan.

Bertempat di perpustakaan PPTQ Qoryatul Qur’an komplek Kauman Jatingarang, santri yang biasa dipanggil Yusuf ini menyetorkan juz terakhirnya, yakni juz 20 tepatnya Surat Al-Qasas, disimak oleh Ustaz Ahmad Bahrudin.

Yusuf khatam pada hari Kamis, 15 Februari 2024. Tentunya menjadi hari bersejarah bagi kehidupannya. Ia telah membuktikan bahwa kesungguhannya dalam berjuang telah membuahkan hasil. Tak ada tenaga dan waktu yang sia-sia ketika dihabiskan untuk bersama Al-Qur’an.

Muhammad Yusuf Musa

“Luruskan niat dalam segala hal dan terkhusus dalam menghafal Al-Qur’an,” kata Yusuf menyampaikan motivasi. “Sungguh-sungguhlah atas apa yang kamu cita-citakan. Meminta tolonglah kepada Allah di saat lapang maupun sempit, dan serahkan hasilnya kepada Allah dan bersemangatlah.”

Muhammad Yusuf Musa terlahir sebagai anak kedua dari 2 bersaudara. Kedua orang tuanya bernama Bapak Sudirman B.A dan Ibu Dra Sumiati yang tinggal di Bangun Sari, Gayam, Sukoharjo. Hafalan ini adalah bentuk bakti Yusuf pada keduanya.

Ayah dan ibunya adalah penyemangat bagi Yusuf dalam menghafalkan Al-Qur’an, termasuk motivasi dalam belajar di pesantren. “Mondok itu menyenangkan dan salah satu bukti tanda bakti kepada orang tua,” begitu katanya.

Remaja kelahiran Surakarta, 6 November 2008 ini gemar sekali pada nasyid, menulis, membaca, dan memasak. Cita-cita mulia Yusuf adalah meneruskan perjuangan ulama. Luar biasa! Allahu akbar!

Pesan Yusuf kepada teman-teman seangkatannya, “Jangan lupa murajaah, jangan lupa salat fardu, jangan lupa istikamah dalam perjalanan menempuh hidup di pondok, jangan lupakan ustaz-mu, jaga lisan, dan jangan salah dalam pergaulan.”

Akhirnya, selamat ya, Yusuf, atas pencapaiannya. Semoga Allah ﷻ mudahkan murajaah dalam menjaga hafalan itu. Tentu jauh lebih penting, semoga diberi kemudahan juga untuk mengamalkan apa yang telah dihafal. Aamiin.

Kontributor: Ustaz Mas’ula Azzahid