Ustaz Didik Efendi: Dialog Hamba dengan Allah ketika Membaca Surat Al Fatihah

Ada 7 ayat yang diulang-ulang baca oleh kaum muslimin yakni Surat Al Fatihah. Dalam salat pasti membacanya dalam setiap rakaat. Surat Al Fatihah memiliki banyak sebutan, di antaranya adalah As-Sab'ul Matsani dan Ummul Kitab (induknya Al-Qur’an).

Sebagai orang tua, usahakan kitalah yang mengajari anak membaca Surat Al Fatihah karena akan menjadi bacaan terulang terus dalam ibadah anak kita. Dengan begitu, pahalanya akan mengalir ke kita, tanpa perlu menunggu anak mengirimkan bacaan Al Fatihah.

Surat Al Fatihah
Ustaz Didik Efendi menyampaikan tentang Surat Al Fatihah

Dalam salat, mayoritas ulama berpendapat bahwa membaca Surat Al Fatihah merupakan syarat sah salat. Jika seseorang meninggalkannya, padahal ia mampu membacanya, maka salatnya tidak sah.

لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca Surat Al Fatihah.”(HR. Bukhari)

مَنْ صَلَّى صَلَاةً، لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ، فَهِيَ خِدَاجٌ– ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ.

Barangsiapa yang salat lalu tidak membaca Ummul Qur’an, maka salatnya kurang—beliau mengulanginya tiga kali—tidak sempurna.” (HR. Muslim)

Surat Al Fatihah bahkan ada yang menyebutnya sebagai As Shalah (salat) karena Allah menyebut demikian dalam hadis qudsi. Allah juga menjawab langsung setiap kali hamba-Nya membaca surat istimewa ini.

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ »

Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi salat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (HR. Muslim)

Jelas sekali dalam hadis tersebut bahwa membaca Al Fatihah menjadi dialog antara hamba dengan Allah. Bagaimana ketika kita memuji Allah maka Dia mengetahui dan menjawab dengan kebanggaan atas pujian itu. Termasuk ketika kita memberikan kuasa penuh pada-Nya dan meminta hanya pada-Nya maka Allah pun menjawab pernyataan tersebut.

Dijelaskan pada hadis qudsi tersebut bahwa surat Al Fatihah yang tujuh ayat terbagi menjadi dua. Tiga-setengah ayat yang pertama adalah untuk Allah dan sanjungan untuk-Nya. Tiga-setengah ayat yang berikutnya adalah untuk hamba, yaitu mulai dari ayat ‘wa iyyaka nasta’in’ hingga akhir surat.

Resume kajian Ahad Pagi di Masjid Widad El Fayez, Komplek Asem Legi, Gabeng, pada 2 Juni 2024 disampaikan oleh Ustaz H. Didik Efendi, ST, ketua MUI Kecamatan Weru

Posting Komentar untuk "Ustaz Didik Efendi: Dialog Hamba dengan Allah ketika Membaca Surat Al Fatihah"