Pada Sabtu, 29 November 2025 pukul 10.00 WIB, PPTQ Qoryatul Qur’an menerima kunjungan silaturahmi dari Pondok Pesantren Salman Al Farisi Karangpandan, Karanganyar. Rombongan tamu disambut hangat di lantai 2 Komplek 06 Asemlegi Gabeng, untuk dijamu dan dilaksanakan majelis bersama.
Hadir dalam penyambutan tersebut Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I., bersama jajaran direktorat, pengurus ummahat, instruktur leadership, serta tim media. Kegiatan dibuka dan dipandu oleh MC, Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H.
![]() |
| Kunjungan tamu dari PP Salman Al Farisi Karangpandan |
Acara diawali dengan prakata pembuka dari Ketua Yayasan PP Salman Al Farisi, Ustaz Abdul Rochim Ba’asyir, Lc., atau biasa disapa dengan Ustaz Iim. Beliau menyampaikan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi serta saling berbagi pengalaman seputar pengelolaan kepesantrenan.
Menurut Ustaz Iim, silaturahmi seperti ini memiliki peran sangat penting karena memupuk kekuatan dalam menumbuhkan kecintaan antarlembaga dan mengokohkan dakwah Islam yang sedang diperjuangkan bersama.
![]() |
| Ustaz Iim menyebut pentingnya silaturahmi |
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian dari Mudir PP Salman Al Farisi, Ustaz Sanif Ali Syahbana, Lc. Beliau memberikan gambaran umum mengenai Pondok Pesantren Salman Al Farisi yang berlokasi di Karangpandan, Karanganyar, dan diasuh oleh Ustadz Abdurrahim Ba’asyir.
Pesantren tersebut memiliki fokus pembinaan pada pembentukan generasi Qur’ani melalui penguasaan bahasa Arab, hafalan Al-Qur’an dan hadis, serta pembekalan kemampuan berdakwah. Ustaz Sanif juga memperkenalkan ustaz-ustazah yang turut serta dalam kunjungan, lengkap beserta amanah masing-masing di lingkungan pesantren.
![]() |
| Ustaz Sanif menyampaikan maksud kunjungan ke QQ |
Beliau menyampaikan bahwa salah satu tujuan kedatangan mereka adalah untuk belajar tentang pelaksanaan Tarbiyah Jasadiyah di PPTQ Qoryatul Qur’an, yang dinilai telah berjalan dengan baik dan mulai menunjukkan bentuk yang ideal. Banyak santri di PP Salman Al Farisi yang berharap adanya kegiatan sapala seperti yang diterapkan di berbagai pesantren lain.
Selain itu, pihak Salman Al Farisi juga ingin menggali lebih jauh mengenai strategi dakwah kemasyarakatan yang sudah dijalankan oleh PPTQ Qoryatul Qur’an, khususnya dalam pembinaan masyarakat di desa-desa sekitar pondok. Kegiatan tersebut adalah model pengabdian umat yang sangat penting untuk dikembangkan.
Tanggapan kemudian disampaikan oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I. Beliau menyampaikan bahwa rombongan dari PP Salman Al Farisi bukanlah tamu asing bagi Qoryatul Qur’an. Kedekatan antara beliau dan Ustaz Abdul Rochim Ba’asyir (Ustaz Iim) sudah terjalin sejak lama, bahkan sejak masa ketika area pesantren Qoryatul Qur’an masih berupa lahan kosong.
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Setyadi turut memperkenalkan satu per satu para asatiz yang hadir menyambut rombongan, lengkap dengan amanah serta peran masing-masing di PPTQ Qoryatul Qur’an.
![]() |
| Ustaz Setyadi menanggapi maksud kunjungan PP Salman Al Farisi |
Menanggapi ketertarikan PP Salman untuk belajar tentang model Tarbiyah Jasadiyah, beliau menjelaskan bahwa di PPTQ Qoryatul Qur’an sebenarnya tidak ada program sapala sebagaimana yang umum dikenal. Pesantren memiliki satuan khusus santri bernama Taruna Almaqdisi, unit pembinaan fisik dan ketangkasan yang dilatih secara intensif oleh tim leadership dan melibatkan unsur TNI maupun kepolisian.
Beliau juga menambahkan bahwa beberapa waktu lalu PPTQ Qoryatul Qur’an mengirimkan sejumlah instruktur leadership untuk mengikuti pendidikan Komponen Cadangan (Komcad) TNI. Dari pelatihan tersebut, empat instruktur dinyatakan lulus, dengan tiga memperkuat matra Angkatan Darat dan satu di Angkatan Laut.
Ustaz Setyadi kemudian menjelaskan bahwa setiap program di PPTQ Qoryatul Qur’an selalu dirancang dengan menentukan tujuan akhir terlebih dahulu. Dengan konsep ini, setiap langkah pembinaan bisa diarahkan secara fokus dan tidak melenceng dari sasaran.
![]() |
| Ustaz Setyadi mempresentasikan konsep pendidikan di QQ |
Beliau mengibaratkan perencanaan program seperti proses memasak. Tujuan akhir mau masak apa itu harus jelas sejak awal, sehingga tidak perlu membeli banyak bahan mentah yang akhirnya tidak terpakai.
Beliau juga menegaskan bahwa kemenangan dalam agama ini bukanlah sesuatu yang direbut, tetapi diberikan oleh Allah. Maka tugas pesantren adalah mempersiapkan diri agar layak menerima pertolongan tersebut, yaitu dengan mencetak generasi terbaik melalui proses kaderisasi yang dimulai sejak sekarang.
Ustaz Setyadi juga menyampaikan bahwa apa yang dilaksanakan di PPTQ Qoryatul Qur’an tidak harus ditiru sepenuhnya oleh pesantren lain, karena setiap lembaga memiliki karakter dan kebutuhan masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana konsep dasarnya bisa diadaptasi untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Beliau menekankan bahwa kebutuhan utama pesantren bukan hanya mencetak alumni, tetapi menyiapkan kader penerus perjuangan. Proses kaderisasi ini mengikuti teladan Nabi Muhammad ﷺ dalam membina para sahabat hingga menjadi generasi terbaik yang membawa risalah Islam ke berbagai penjuru dunia.
Beliau menambahkan bahwa pembinaan fisik yang dilakukan di PPTQ Qoryatul Qur’an selain untuk melatih ketangguhan, juga untuk membentuk pribadi santri yang kuat dan siap terjun dalam berbagai medan pengabdian. Ketahanan fisik diperlukan agar mereka mampu memberi manfaat lebih besar, baik dalam perjuangan dakwah maupun ketika kelak berkiprah di tengah masyarakat.
Ustaz Setyadi juga menyampaikan bahwa PPTQ Qoryatul Qur’an saat ini mendapat amanah untuk turut mengonsep pengembangan lokasi wisata Lembah Pereng View seluas enam hektare di Punduhsari, Manyaran, Wonogiri. Kawasan tersebut dirancang sebagai destinasi wisata untuk pusat pembinaan umat dengan berbagai program, seperti taklimul Qur’an, pendidikan kaderisasi, edu–agrowisata, serta bina madani.
Dalam sesi penjelasan mengenai dakwah kemasyarakatan, dijabarkan bahwa PPTQ Qoryatul Qur’an memiliki berbagai strategi pendekatan yang selama ini dijalankan secara konsisten kepada masyarakat sekitar. Program-program tersebut meliputi kegiatan kebersamaan seperti mengundang warga untuk buka puasa bersama, berbagi bingkisan lebaran, hingga membagikan sayur hasil panen santri.
Para asatiz dan santri juga aktif hadir dalam kegiatan sosial masyarakat, seperti ikut rewang saat ada hajatan, melawat ketika ada warga yang meninggal dunia, serta mengadakan kegiatan donor darah. Selain itu, pesantren menyediakan layanan ambulans gratis serta memberikan santunan bagi warga yang membutuhkan. Beragam kegiatan ini membuat keberadaan PPTQ Qoryatul Qur’an benar-benar terasa dan bermakna bagi masyarakat sekitar.
![]() |
| Ustaz Putra menyampaikan pengalaman saat ikut pelatihan Komcad TNI AD |
Setelah pemaparan dari Ustaz Setyadi, hadirin juga menyimak sharing pengalaman salah satu ustaz yang lulus pelatihan Komcad TNI AD yakni Ustaz Muhammad Devi Syahputra, tentang bagaimana suka dukanya saat mengikuti pelatihan di Magelang.
![]() |
| Syekh Muzhaffar berkenan menyapa para tamu |
Majelis juga mendapat keberkahan dengan berkenannya Syekh Muzhaffar Annawati menyapa dan turut duduk sesaat bersama para tamu, di sela beliau mengajar Al-Qur’an di QQ. Syekh menyampaikan taujih dan nasihat untuk para hadirin, sebelum kemudian pamit kembali untuk mengajar halaqah Qur’an.
Terkait penerapan leadership bagi santri putri, disampaikan oleh perwakilan dari instruktur leadership, yakni Ustaz Munadif. Menurut beliau, penerapan latihan fisik untuk santri putri tentu berbeda dengan santri putra, tapi tetap memiliki tujuan kedisiplinan.
![]() |
| Ustaz Munadif menyampaikan tentang leadership bagi santri putri |
Santri putri akan lebih terlihat sigap saat mengikuti kegiatan. Mentalitas keberanian santri putri pun terbentuk. Mereka lebih tertib saat menerima arahan dan instruktur, yang itu sangat berarti dalam perjuangan ini. Apalagi mereka kelak akan mendidik generasi masa depan.
Dalam perjuangan, istri yang kuat akan menguatkan suaminya. Begitu pula istri yang lemah akan melemahkan semangat juang suaminya. Karakter itu terbentuk melalui latihan leadership. Jadi, santri putri sangat perlu dilatih sedemikian.
Setelah majelis berakhir, tamu diajak berkeliling pesantren dari komplek ke komplek yang ada di PPTQ Qoryatul Qur’an, untuk melihat langsung perkembangan pendidikan di pondok ini.








Posting Komentar untuk "PPTQ Qoryatul Qur’an Terima Kunjungan Silaturahmi dari Pondok Pesantren Salman Al Farisi Karangpandan"