Hari kedua Jambore Ukhuwah FORMAQIN 2025, Rabu, 19 November 2025, peserta melaksanakan Salat Subuh berjamaah di tengah cuaca dingin di Bumi Perkemahan Spekta Merbabu, Gondang, Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Setelahnya, dilaksanakan kuliah Subuh bersama Ustaz Sanif Ali Syahbana. Di awal tausiah, beliau menyampaikan bahwa tadi ketika salat beliau membaca ayat yang sangat inspiratif. Ayat tersebut adalah QS Al-Baqarah: 246—252. Kemudian Ustaz Sanif menjelaskan secara detail pelajaran dari kisah tersebut.
Ayat tersebut menceritakan kisah Bani Israil yang membangkang dengan pemimpinnya. Kisah tersebut terjadi setelah sepeninggalan Nabi Musa AS.
Ketika itu mereka meminta diutus seorang nabi agar mereka bisa pergi berperang. Tapi tatkala mereka diminta untuk keluar berperang, mereka enggan dan menolak. Padahal peperangan itu adalah kebutuhan mereka, karena mereka dalam kondisi terusir.
![]() |
| Ustaz Sanif memberikan tausiah bakda Subuh |
Kemudian mereka menunggu-nunggu siapa yang akan diangkat menjadi pemimpin. Tatkala pemimpin sudah ditetapkan, yaitu Thalut. Mereka masih protes dan tidak terima. Mereka menganggap bahwa diri mereka lebih mulia daripada Thalut.
Thalut adalah anak keturunan Bunyamin, mereka menganggap bahwa keturunan Bunyamin itu adalah keturunan rendahan sehingga tidak layak jadi pemimpin. Padahal menurut Allah Swt., tidak seperti itu.
Peperangan belum mulai tapi banyak yang sudah tereliminasi dan berguguran, maka tersisalah sedikit saja yang masih ikut keluar berperang.
Tatkala di tengah perjalanan, Allah menguji kembali dan ingin melihat siapa yang masih kuat dan layak. Kemudian mereka dihadapkan dengan sungai dan tidak boleh minum dari air sungai tersebut.
Di situlah mereka diuji dengan ujian kejujuran, ujian gengsi, dan ujian hawa nafsu. Maka hanya tersisa 313 orang dari jumlah jutaan Bani Israil. Mereka yang sedikit itu menyangka akan kalah, Padahal tidak. Allah akan menolong orang-orang yang berada dalam jalan kebenaran.
Tatkala sudah berhadap-hadapan (perang tanding), maka dari pihak musuh yang maju adalah Jalut, dia adalah orang besar. Kemudian Thalut menawarkan siapa yang akan maju mewakili, akhirnya Nabi Dawud maju. Walaupun sempat dihina oleh orang-orang bani Israil, tapi Allah menangkan karna kesabaran.
“Siapa yang bersabar, maka dialah yang akan menang,” kata Ustaz Sanif menyimpulkan ibrah dari kisah tersebut. “Maka keadaan yang seperti ini, dingin, capek, lapar, dan serba keterbatasan, adalah pelajaran mahal yang mengajarkan kesabaran.”
Lebih jauh, Ustaz Sanif mengatakan bahwa kegiatan Jambore Ukhuwah seperti ini adalah untuk mempersiapkan fisik dan mental guna menghadapi keadaan terburuk yang tidak terpikirkan, yang bisa saja kapan pun akan datang menimpa di dalam perjuangan.
Semoga kajian singkat dari Ustaz Sanif ini semakin memantapkan semangat juang para peserta jambore, terus bertahan sampai selesai. Mendapat manfaat dari kegiatan ini sebagai bekal dakwah di masa depan.
Reporter: Ustaz Salman Al Hawari

Posting Komentar untuk "Kuliah Subuh Jambore Ukhuwah FORMAQIN 2025 bersama Ustaz Sanif Ali Syahbana"