Pembekalan dan Pengarahan serta Pembukaan Secara Resmi PSB 2026/2027 Bersama Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an

PPTQ Qoryatul Qur’an menggelar kegiatan Pembekalan dan Pengarahan Penerimaan Santri Baru (PSB) Tahun Ajaran 2026/2027 di Masjid Widad El Fayez, Asemlegi, Gabeng. Acara yang dilaksanakan pada Sabtu pagi, 4 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh jajaran direktorat pesantren serta segenap SDM PPTQ Qoryatul Qur’an.

Kegiatan dibuka sekaligus dipandu oleh Ustaz Edi Casedi, S.Pd.I., M.P.I., yang bertindak sebagai prolog dan moderator. Dalam arahannya, disampaikan bahwa tujuan utama pembekalan ini adalah menyamakan frekuensi dan persepsi seluruh SDM pesantren agar terwujud kepentingan bersama dalam program PSB 2026.

Ustaz Edi menekankan bahwa setiap SDM harus senantiasa mendukung setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pesantren. Lebih dari itu, beliau menegaskan pentingnya menjadikan kepentingan pesantren sebagai prioritas utama dalam menjalankan amanah pengabdian.

Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I., menyampaikan pengarahan yang sarat dengan penekanan penting bagi seluruh SDM. Beliau menegaskan bahwa majelis ini amat penting mengingat besarnya amanah di pundak setiap personel sekaligus menyangkut kepentingan pribadi masing-masing.

PSB 2026
Pak Direktur menyampaikan urgensinya PSB bagi kaderisasi pesantren

“Ibarat perahu Qoryatul Qur’an, kita harus menjaganya agar tidak tenggelam karena kita berada di dalamnya. Setiap kita punya potensi menyelamatkan atau justru menenggelamkannya,” ungkap beliau.

Lebih jauh, Ustaz Setyadi menekankan visi besar Qoryatul Qur’an untuk menjadikan Islam sebagai aturan hidup. Cita-cita yang diperjuangkan adalah membangun kekuatan Islam dalam rangka mewujudkan peradaban masyarakat Islam yang adil, makmur, dan diridai Allah Swt., sebagai perwujudan Islam rahmatan lil ‘alamin.

Dalam pengarahannya, beliau menyinggung sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara yang berinteraksi dengan budaya lokal tanpa meninggalkan prinsip-prinsip inti. Hal ini, menurut beliau, dianggap berbahaya oleh musuh Islam karena justru memperkokoh intelektual ulama sehingga umat Islam tidak mudah terpengaruh, di saat dunia Barat sedang bertransformasi.

Statistik global juga beliau paparkan: Islam di Indonesia masih menjadi mayoritas dengan angka 79%, namun di dunia hanya 21% sebagai minoritas. Bandingkan dengan Kristen 33%, Hindu 14%, dan Atheis 16%. Apakah kita akan terus berada pada zona nyaman saja tanpa berpikir tentang perjuangan?

Umat Islam menghadapi berbagai tantangan eksternal, seperti gerakan kristenisasi dengan jaringan yang sangat kuat, sementara umat Islam dijauhkan dari sistem kekuasaan. “Jika upaya mereka dalam mewujudkan misi batil saja begitu luar biasa, mengapa kita yang membawa kebenaran Islam tidak bisa totalitas seperti mereka?” tegas beliau.

Selain itu, Islam juga menghadapi tantangan internal berupa liberalisasi dan pluralisme agama. Liberalisasi hadir dengan serangan dekonstruksi penafsiran Al-Qur’an dan hadis, desakralisasi tradisi ulama, humanisme Qur’an, serta penafsiran interdisipliner yang berujung pada kegagalan misi Islam. 

Sedangkan pluralisme agama datang dengan doktrin relativisme bahwa Islam bukan kebenaran mutlak melainkan hanyalah salah satu kebenaran serta doktrin kebersamaan universal yang merelatifkan ritual agama.

Menjawab tantangan tersebut, PPTQ Qoryatul Qur’an hadir dengan misi dakwah lokal bervisi global: dari desa untuk dunia. Pesantren berusaha menjawab tantangan internal dan eksternal dengan kapasitas masing-masing unsur agar bisa bersinergi.

Meski kebangkitan Islam dewasa ini masih sebatas slogan, atribut, dan simbol semata, Qoryatul Qur’an bertekad untuk mewujudkannya dalam langkah nyata. Solusi yang ditawarkan adalah menyiapkan agen perubahan, generasi mujadid yang akan membawa perubahan di masa depan.

“Hari ini adalah waktunya kita mempersiapkan agen perubahan itu. Kita rumuskan kembali pejuang 554, yakni generasi Al-Maidah ayat 54: yang mencintai dan dicintai Allah, lembut kepada mukmin dan keras kepada kafir, serta keluar dari jeratan al-wahn (cinta dunia takut mati) dengan kembali pada jihad fisabilillah,” terang beliau.

Ustaz Setyadi juga mengajak seluruh SDM untuk mengembalikan kekuatan umat dengan membangun persatuan saf di tengah perpecahan, melakukan i‘dad (persiapan) menyeluruh, dan menjadikan pesantren sebagai pusat pengkaderan agen perubahan.

SDM QQ
Setiap diri SDM berpotensi menjadi penyelamat perahu pesantren

Beliau menutup dengan penegasan bahwa semua langkah itu bermula dari PSB. “Kita sukseskan penerimaan santri baru ini sebagai langkah awal mengkader generasi yang akan menjadi agen perubahan. Dari sinilah kita bangun kekuatan Islam yang kita cita-citakan.”

Ustaz Setyadi kemudian membuka secara resmi PSB 2026 dengan mengajak segenap SDM yang hadir membaca Surat Al Fatihah, berharap hasil terbaik dari Allah Swt. Dilanjutkan doa keberkahan dipimpin oleh Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H.

Dengan adanya kegiatan pembekalan dan pengarahan ini, diharapkan seluruh unsur yang terlibat dapat bergerak serentak, solid, dan berkomitmen penuh dalam menyukseskan penerimaan santri baru tahun ajaran mendatang, demi tercapainya visi misi PPTQ Qoryatul Qur’an.

Posting Komentar untuk "Pembekalan dan Pengarahan serta Pembukaan Secara Resmi PSB 2026/2027 Bersama Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an"