Penuh Haru, Syekh Muzhaffar Annawati Berpamitan Ibadah Haji pada PPTQ Qoryatul Qur’an

Ahad, 25 Mei 2025, bakda Salat Zuhur di Masjid Nurul Ilmi di Komplek 08 Jonggring Saloka dilaksanakan majelis sederhana, pamitan haji Syekh Muzhaffar Annawati. Dihadiri oleh jajaran direktorat dan segenap asatiz PPTQ Qoryatul Qur’an.

Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H.I. memandu jalannya majelis dengan membukanya secara khidmat melalui bacaan basmalah. Beliau sekaligus bertindak selaku penerjemah sepatah kata pamitan Syekh Muzhaffar, yang selalu mengajak hadirin untuk bersyukur atas karunia Allah Swt.

Syekh mengingatkan bahwa ibadah haji adalah ibadah agung yang waktunya telah ditentukan oleh Allah, tak bisa dilakukan sembarang waktu. Ibadah ini menjadi simbol pertemuan umat Islam sedunia dalam keseragaman waktu, pakaian, dan amaliyah, sebagai bentuk kehambaan.

Namun, menurut Syekh, momentum ini juga harus menjadi bahan perenungan. Meski jumlah umat Islam dunia mencapai dua miliar jiwa, umat ini masih belum mampu keluar dari cengkeraman kekuatan musuh yang bersekongkol untuk menghancurkan Islam.

Syekh Muzhaffar
Syekh Muzhaffar Annawati berpamitan untuk beribadah haji

Realita ini telah diisyaratkan Nabi Muhammad Saw., bahwa umat akan menjadi seperti buih di lautan, jumlah banyak tapi lemah. Syekh menyayangkan kondisi dunia Islam saat ini yang hanya mampu mengutuk genosida di Gaza tanpa memiliki kekuatan nyata untuk melawan.

“Kita dijangkiti penyakit hubbuddunya wa karohiyatul maut, cinta dunia dan takut mati,” ungkap beliau. Di sisi lain, Syekh menyoroti kekuatan dan keyakinan warga Gaza yang luar biasa. Yang tetap tegar di tengah derita dan bahkan masih sempat bertanya kabar kaum muslimin di luar Gaza, termasuk Indonesia.

Beliau juga menuturkan kisah nyata dari Gaza: seorang suami yang mengantar istrinya ke rumah sakit, meninggalkan sepuluh anak di rumah, sang suami pulang rumah, tak lama kemudian rumah hancur akibat bom, menyebabkannya gugur bersama sembilan anak, tersisa satu luka parah. Meski demikian, warga Gaza tetap yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan mereka.

Menutup pesannya, Syekh menyampaikan harapan besar akan datangnya kemenangan bagi Baitul Maqdis. Kemudian kaum muslimin Indonesia berkesempatan ke sana dan salat di Masjidil Aqsha.

“Indonesia layak mendapatkan kehormatan itu, karena begitu besar dukungan masyarakatnya terhadap perjuangan pembebasan Baitul Maqdis,” ujar Syekh, sebelum kemudian menyampaikan pamit untuk beberapa pekan ke depan, menempuh safar menuju Tanah Suci melalui rute Yogyakarta – Jakarta – Abu Dhabi – Mesir, untuk proses berhaji.

Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I., dalam tanggapan beliau menyampaikan rasa syukur atas nasihat berharga dari Syekh. Pak Direktur mengapresiasi semangat Syekh yang tak henti mengingatkan tentang pentingnya perjuangan untuk Baitul Maqdis pada setiap majelis.

Pamitan haji
Ustaz Setyadi menanggapi pamitan Syekh Muzhaffar

“Tidak perlu iman untuk peduli Palestina, cukup beragama Islam. Bahkan tidak harus Islam pun bisa peduli karena nilai kemanusiaan,” ujar Ustaz Setyadi. Beliau mencontohkan kepedulian negara seperti China yang berhasil menerobos mengirim bantuan ke Gaza dan aksi demo besar-besaran di Belanda.

Ustaz Setyadi juga menyesalkan sebagian umat Islam yang justru tak peduli. Padahal, mereka lebih memiliki kemudahan dan kesempatan untuk berkontribusi. Beliau berharap bangsa Indonesia bisa menjadi bagian dari pembebasan Baitul Maqdis dan mendoakan agar Syekh memperoleh haji mabrur serta menitip doa terbaik untuk pesantren agar kelak lahir para pembebas Baitul Maqdis dari PPTQ Qoryatul Qur’an.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan bingkisan sebagai bentuk penghormatan dan cinta dari para murid Syekh, diwakili oleh Ustaz Syamsani dan Ustaz Zakki Zayrofi. Pihak pesantren juga turut menyerahkan bingkisan yang disampaikan oleh Ustaz Luthfi Zubaidi.

Bingkisan
Bingkisan untuk Syekh Muzhaffar Annawati

Syekh menyampaikan apresiasi atas pengelolaan pendidikan di PPTQ Qoryatul Qur’an yang menurutnya sangat komprehensif pendidikannya, dan layak menjadi rujukan untuk belajar pengembangan pesantren. Bingkisan dan hadiah yang Syekh terima, menurut beliau, tak sebanding besarnya kebahagiaan bisa menjalani hari bersama di pesantren ini.

Acara ditutup dengan suasana haru saat para hadirin bersalaman dengan Syekh Muzhaffar Annawati, mengiringi beliau dengan doa dan harapan agar ibadah hajinya diterima dan membawa keberkahan bagi umat.

Posting Komentar untuk "Penuh Haru, Syekh Muzhaffar Annawati Berpamitan Ibadah Haji pada PPTQ Qoryatul Qur’an"