Ridwan Aji Sasmita, Santri MATQ Qoryatul Qur’an Kelas XI Matiq Selesaikan Hafalan 30 Juz

Ridwan Aji Sasmita, santri kelas XI Matiq MATQ Qoryatul Qur’an telah berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz, setelah berproses selama 4 tahun 10 bulan. “Alhamdulillah semoga barokah,” doanya.

Santri yang biasa dipanggil Aji ini menyetorkan juz 25 sebagai juz terakhir ziyadahnya, disimak langsung oleh Ustaz Sigit pada hari Jumat, 10 Mei 2024 bertempat di kantor komplek Kauman Jatingarang Weru.

Selesainya Aji dalam menyetorkan hafalan 30 juz Al-Qur’an tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kedua orang tuanya, yakni Bapak Sutanto dan Ibu Jumiati yang berasal dari Pilang, Karangwuni, Weru, Sukoharjo ini.

Ridwan Aji Sasmita

Orang tua mana yang tidak berbahagia memiliki putra penghafal Al-Qur’an. Anak pertama dari 3 bersaudara ini telah memberikan kado terbaik untuk mereka. Semoga berkah Allah melimpah dunia dan akhirat.

Aji adalah santri kelahiran Sukoharjo, 31, Juli 2007 yang hobi membaca dan berenang. Aji punya cita-cita menjadi seorang peternak sukses. Selain itu, ia sangat ingin kelak bisa menjadi seorang dai nasional. Semoga Allah mewujudkannya, aamiin.

Ketika ditanya kiatnya dalam menghafal Al-Qur’an, Aji hanya menyebutkan bahwa musuh terberat kita adalah diri kita sendiri. Sebuah pernyataan filosofis yang menggambarkan bahwa kita seringkali menjadi penghalang kesuksesan diri sendiri.

Pernyataan Aji ini menekankan bahwa sikap, keputusan, dan tindakan kita sendiri dapat menjadi faktor yang paling menghambat kemajuan dan perkembangan diri kita. Rasa malas, bosan, dan mudah menyerah, hadir dari diri sendiri sebagai penghambat itu.

Untuk itulah, Aji merasa bahwa kita harus bisa melawan musuh-musuh yang ada pada diri sendiri itu dengan tidak menurutinya. Melawan segala sifat penghambat itu sehingga bisa menggapai tujuan, terutama dalam usaha menghafal Al-Qur’an.

Sebagai penutup, Aji kemudian berpesan untuk teman-teman dan nasihat untuk dirinya sendiri. “Janganlah sombong,” begitu katanya. “Di manapun, kapanpun, dan siapapun kita tetaplah seorang santri dan dai.”

Akhirnya, selamat ya, Aji, atas pencapaiannya. Semoga Allah ﷻ mudahkan dalam menjaga hafalan itu. Tentu jauh lebih penting, semoga diberi kekuatan untuk mengamalkan apa yang telah dihafal. Aamiin.

Kontributor: Ustaz Mas’ula Azzahid