Ada yang Allah perintahkan untuk disyukuri agar bisa mengaji secara maksimal. Kajian dengan waktu sama, tapi setiap orang berbeda-beda kemampuan dalam menangkap ilmu yang disampaikan oleh pemateri.
وَا للّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصٰرَ وَا لْاَ فْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl 16: Ayat 78)
Ketika bayi terlahir belum tahu apapun. Maka seiring bertambah usia kita butuh mencari ilmu. Dan untuk bisa mendapatkan ilmu itu, Allah membekali kita pendengaran, penglihatan, dan hati nurani.
Ustaz Sandi Rahman sampaikan pentingnya ilmu untuk bekal akhirat |
Jadi ketika mengaji kita harus mau mendengarkan, melihat (tulisan), dan menggunakan akal pikiran serta hati nurani. Dengan ini semua maka akan maksimal dalam memperoleh ilmu yang disampaikan oleh para dai.
Ada syarat-syarat yang mesti diperhatikan dalam mencari ilmu sebagaimana disampaikan oleh Imam Syafii yang pernah berbagi resep sebagai berikut:
سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ
ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌ
وَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ
“Saudaraku, tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beri tahukan perinciannya yaitu (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) berkecukupan, (5) bersahabat (belajar) dengan THRustadz (guru), dan (6) membutuhkan waktu yang lama.”
Berangkat kajian meski susah paham, tetaplah berangkat. Bisa saja Allah turunkan kepahaman itu untuk anak cucu kita nanti. Ambil contoh Siti Hajar berlari kecil dari Safa ke Marwa mencari air tak juga dapat, Allah berkehendak bayinya yakni Nabi Ismail yang menjadi lantaran dapat air.
Mencari ilmu adalah upaya kita untuk mempersiapkan bekal nanti hidup di akhirat. Sekolah jadi dokter untuk membantu kesehatan masyarakat dan dilandasi lillahi taala maka akan jadi bekal di akhirat kelak.
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)
Allah merekam apa yang diperbuat oleh manusia untuk akhirat, maka hendaklah kita bertakwa pada Allah, dengan mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Yakinlah bahwa Allah memperhatikan semua itu untuk diberi balasan kelak.
Resume kajian Ahad Pagi di Masjid Widad El Fayez, Komplek Asem Legi, Gabeng, pada 17 Desember 2023 oleh Ustaz Sandi Rahman, S.Ag dari Wonosari, Gunungkidul
Posting Komentar untuk "Ustaz Sandi Rahman: Menuntut Ilmu untuk Beramal sebagai Bekal Kelak di Akhirat"