Zaman sekarang, kalau ada anak-anak muda mau berangkat ke masjid untuk kajian adalah suatu hal langka. Barang langka itu mahal harganya, maka sepantasnya Allah ﷻ siapkan surga untuk mereka. Dan memang persiapan untuk masuk surga dimulai sejak dini, sejak muda, tidak harus menunggu tua.
Kita semua tentu menginginkan hidup bahagia. Kalau sekadar kaya maka bukan jaminan kebahagiaan. Banyaknya kekayaan duniawi itu hanyalah kebahagiaan yang bersifat sementara.
Lalu, kalau mau bahagia bagaimana caranya? Ikutilah nasihat dan teladan dari manusia terbaik sepanjang masa yang pernah ada di dunia ini. Siapa dia?
Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia terbaik itu. Yang tidak hanya diakui kaum muslimin saja, tapi juga orang-orang Barat yang notabenenya nonmuslim. Lalu deskripsi kebahagiaan seperti apa yang Nabi ajarkan?
Ustaz Salman Al Farisi mengisi kajian remaja di Masjid An Nuur Sidowayah |
Kebahagiaan sejati bagi orang beriman adalah kebahagiaan di akhirat setelah meninggalkan dunia ini nantinya. Di mana di sana tidak perlu repot memikirkan bagaimana mencari dan menjaga kekayaan, kita tinggal menikmati saja.
Untuk meraih kebahagiaan itu, petunjuknya sudah ada, langsung dari Allah ﷻ pencipta dunia dan pemilik jiwa kita. Caranya dimulai dengan perintah Allah ﷻ agar hanya beribadah pada-Nya karena memang Dialah yang mengatur hidup kita.
Allah ﷻ menurunkan aturan melalui Rasulullah ﷺ dalam bingkai Islam. Bagi hamba yang mau diatur maka akan mudah dalam segala hal. Sulitkah bangun Subuh atau tahajud? Kalau kita menurut aturan Allah ﷻ maka enteng saja untuk bangun di seperempat malam terakhir.
Ketika kita tidak mau menurut pada Allah ﷻ maka sesungguhnya kita telah menjadi hamba dari hawa nafsu yang menyesatkan. Orang yang hanya mengikuti hawa nafsu maka ia akan terjebak dalam kemusyrikan, tidak beribadah pada Allah ﷻ.
Langkah pertama kita hendaklah yakin dan mengakui bahwa kita adalah hamba Allah ﷻ dan tunduk kepada-Nya. Berbuat baik rasanya ringan, sehingga kita akan merasakan kebahagiaan itu hadir dalam kehidupan kita.
Allah ﷻ bahkan menjanjikan bahwa ibadah itu akan menjadi penghantar kebahagiaan. Ambil contoh ibadah utama kita yakni salat. Dengan salat kita akan merasakan kebahagiaan, dan ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Kalau kita susah, galau akan masalah dunia, apakah akan jadi bahagia dengan piknik? Tidak. Salatlah solusinya, salat menjadi penghantar kebahagiaan dan kesuksesan.
Remaja putri kalau dilamar orang, lihat dulu salatnya. Subuh berjemaah atau tidak? Mengapa ini menjadi penting? Karena kalau salat saja diabaikan, maka apalah sekadar istri?
Maka marilah kita sebagai remaja untuk selalu menjaga salat. Mengusahakan berjemaah di masjid. Menurut kepada aturan Allah ﷻ agar semua jadi mudah. Jangan menuruti hawa nafsu.
Agar kebaikan-kebaikan bisa selalu kita jaga dan laksanakan, maka perlu memaksakan diri terlebih dulu. Sama seperti santri di pesantren, mereka diajak memaksa diri mengamalkan ibadah sehingga menjadi kebiasaan.
Selanjutnya, kita hendaklah berpikir untuk mempersiapkan bekal untuk akhirat. Dunia hanya sementara, akhiratlah yang kekal selamanya. Kebahagiaan di surga Allah ﷻ adalah tujuan utama kita.
Kajian Remaja di Masjid An Nuur Sidowayah, Ngreco, Weru pada hari Ahad, 8 Oktober 2023
Posting Komentar untuk "Ustaz Salman Al Farisi: Patuh Aturan Allah Maka Ibadah Terasa Mudah"