PPTQ Qoryatul Qur’an bekerja sama dengan Yayasan Persahabatan Islam Utsmani (YPIU) menggelar Tabligh Akbar bertajuk Ngaji Baitul Maqdis: “Kita untuk Aqsha Merdeka” pada Kamis malam, 4 Desember 2025, di Masjid Al Furqon, Karanganyar, Weru.
Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB ini dihadiri santri dan mahasantri PPTQ Qoryatul Qur’an serta jamaah umum. Bertindak sebagai MC adalah Ustaz Faris Ahmad, Lc., M.Pd., dengan tilawah pembuka oleh Muhammad Archam Syahrian, mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an.
![]() |
| Tabligh Akbar Ngaji Baitul Maqdis |
Sambutan pertama disampaikan oleh Bapak H. Sriyono yang mewakili Yayasan Qoryatul Qur’an, takmir Masjid Al Furqon, pengurus IPHI Weru, dan tokoh masyarakat. Beliau menyampaikan ucapan selamat datang kepada para narasumber Tabligh Akbar, seluruh asatiz serta santri PPTQ Qoryatul Qur’an, dan seluruh jamaah yang hadir. Beliau juga memohon maaf apabila dalam penyambutan masih terdapat kekurangan.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I. Dalam penyampaian beliau, rasa syukur disampaikan karena pada malam itu hadir para pemuda yang peduli terhadap Baitul Maqdis dan berkontribusi nyata dalam kiprahnya.
![]() |
| Sambutan Pak H. Sriyono |
Beliau menjelaskan bahwa pembahasan tentang Baitul Maqdis adalah hal penting bagi umat Islam, sebab ia bukan sekadar masjid, tetapi merupakan kiblat pertama umat Islam, tempat terjadinya peristiwa Isra dan Mikraj, serta bagian dari kemuliaan agama.
Beliau menegaskan bahwa apabila hati seorang muslim tidak tergerak untuk berkontribusi dalam pembebasan Baitul Maqdis, maka ia perlu mempertanyakan keimanannya. Kehadiran jamaah di acara ini menjadi bukti kesiapan untuk ikut berjuang bagi kemerdekaan Baitul Maqdis.
![]() |
| Sambutan Ustaz Setyadi |
Beliau juga menambahkan bahwa sejak awal berdiri, Pondok Pesantren Qoryatul Qur’an sudah menunjukkan kepedulian terhadap Baitul Maqdis dan berkomitmen untuk terus berkontribusi. Bahkan dalam kurikulumnya terdapat materi khusus yang dinamakan Kebaitulmaqdisan.
Acara inti Tabligh Akbar diisi oleh tiga narasumber, yaitu Ustaz Umar Zain An Najah dari API Palestina dan Saladin Community, Ustaz Raden Amar Ar Risalah sebagai dai nasional sekaligus aktivis kemanusiaan, serta Ustaz Achmal Junmiadi, MBA selaku Pembina YPIU dan sejarawan Islam.
Ketiganya menyampaikan materi utama dengan tema “Kita untuk Aqsha Merdeka” yang mengajak seluruh jamaah memahami urgensi pembebasan Baitul Maqdis dan semakin memperkuat kepedulian terhadap perjuangan umat di Palestina.
Ustaz Umar Zain An Najah dari API Palestina dan Saladin Community menekankan bahwa tujuan utama kajian ini adalah menyadarkan generasi muda tentang pentingnya Masjid Al Aqsha bagi umat Islam. Al Aqsha adalah bagian dari diri kita, dan sampainya Islam ke negeri-negeri jauh termasuk Indonesia tidak lepas dari peran dan sejarah Al Aqsha dalam perjalanan dakwah Islam.
![]() |
| Ustaz Umar Zain An Najah |
Melihat kondisi Palestina saat ini juga menyadarkan kita bahwa Islam memiliki cakupan yang sangat luas, melampaui batas geografis. Karena itu, selain berdonasi, umat Islam perlu membekali diri dengan ilmu tentang Baitul Maqdis agar setiap sikap dan tindakan yang dilakukan benar-benar bersandar pada pemahaman yang tepat.
Beliau menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina tidak mungkin dicapai apabila umat Islam tidak memahami letak geografis Palestina, tidak mengetahui strategi perjuangan, dan tidak memiliki fondasi ilmu. Tanpa ilmu, manusia hanya akan bergerak tanpa arah seperti hewan.
Ilmu yang dimaksud bukan hanya mengenal keutamaan Baitul Maqdis, tetapi juga mengikuti perkembangan terkini, termasuk hubungan Indonesia dengan Palestina. Pengetahuan itu akan meningkatkan kepekaan, arah dukungan, dan kemampuan untuk terlibat dalam perjuangan secara lebih bermakna.
Ustaz Umar juga menyampaikan bahwa sebelum seseorang ingin membebaskan Baitul Maqdis, ia harus memiliki karakter para pembebasnya sebagaimana tercantum dalam Surah Al Isra. Allah telah memuliakan Baitul Maqdis dan sekitarnya, sehingga terdapat karakter-karakter khusus yang harus dimiliki oleh siapa pun yang ingin terlibat dalam pembebasannya.
Beliau menyebutkan sejumlah karakter tersebut di antaranya adalah memiliki jiwa yang berbakti kepada Allah, menjauhi perbuatan zina, tidak mengambil harta milik orang lain meski dalam keadaan telantar, dan tidak bersikap sombong.
Ustaz Raden Amar Ar Risalah, dai nasional sekaligus aktivis kemanusiaan yang juga penulis buku Thufaan Al-Aqsa, memaparkan perkembangan terbaru mengenai perjuangan Hamas di Palestina. Beliau menjelaskan situasi terkini di medan perjuangan serta bagaimana keteguhan para pejuang Gaza tetap terjaga di tengah kondisi yang sangat berat.
Ustaz Amar menegaskan bahwa umat Islam adalah umat terbaik yang diberi amanah oleh Allah untuk mengelola bumi. Karena itu, umat Islam akan senantiasa mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari-Nya.
![]() |
| Ustaz Raden Amar Ar Risalah |
Dengan keyakinan tersebut, beliau meyakinkan para jamaah bahwa Baitul Maqdis pada akhirnya akan dimenangkan oleh umat Islam, sebagaimana janji Allah bagi hamba-hamba-Nya yang berjuang di jalan kebenaran.
Beliau juga menyampaikan bahwa kekuatan para pejuang Gaza bukan sekadar kekuatan fisik atau strategi militer, tetapi bersumber dari Al-Qur’an, khususnya ayat-ayat yang berkaitan dengan kemuliaan Baitul Maqdis.
Ayat-ayat itu menjadi energi ruhiyah yang menjaga kedisiplinan mereka, sehingga para pejuang tidak terpancing untuk merespons sesuatu yang tidak diperlukan. Fokus mereka hanya pada perjuangan dan pembelaan terhadap tanah suci itu, sebagaimana arah yang telah digariskan oleh Al-Qur’an.
Ustaz Achmal Junmiadi, MBA., selaku Pembina YPIU dan sejarawan Islam, memaparkan sejarah masuknya Islam ke Nusantara yang ternyata memiliki keterkaitan erat dengan Baitul Maqdis.
Beliau menjelaskan bahwa para ulama dan dai yang membawa Islam ke wilayah kepulauan ini merupakan bagian dari jaringan keilmuan dunia Islam yang berpusat di kawasan Syam, termasuk Baitul Maqdis.
![]() |
| Ustaz Achmal Junmiadi |
Keterhubungan itu menunjukkan bahwa kecintaan dan keterikatan kaum muslimin Nusantara terhadap Al Aqsha bukanlah hal baru, melainkan bagian dari rantai sejarah panjang yang ikut membentuk peradaban Islam di Indonesia.
Dengan memahami akar sejarah tersebut, umat Islam di Indonesia diharapkan semakin menyadari bahwa membela Baitul Maqdis berarti menjaga warisan keimanan yang telah lama mengalir hingga ke bumi Nusantara.
Terselenggaranya Tabligh Akbar ini diharap menumbuhkan semangat pembelaan terhadap Al Aqsha dan menjadi dorongan berkelanjutan yang membentuk karakter muslim yang peduli, beriman, dan siap berkontribusi dalam perjuangan umat.






Posting Komentar untuk "PPTQ Qoryatul Qur’an Bekerja Sama dengan Yayasan Persahabatan Islam Utsmani Gelar Tabligh Akbar Ngaji Baitul Maqdis “Kita untuk Aqsha Merdeka”"