Allah telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memahami dan menyampaikan makna, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ar-Rahman ayat 4, “Allamahul bayan” yang artinya “Allah mengajarkan manusia pandai berbicara.” Dari kemampuan inilah lahir berbagai cara manusia dalam belajar dan memahami ilmu.
Para ilmuwan kemudian membaginya menjadi tiga gaya belajar utama, yaitu visual learning, auditory learning, dan kinesthetic learning, yang masing-masing menunjukkan keunikan manusia dalam menerima dan mengolah pengetahuan.
Visual learning adalah cara belajar melalui penglihatan, seperti gambar atau tulisan. Auditory learning melalui pendengaran, seperti penjelasan lisan atau diskusi. Sedangkan kinesthetic learning dilakukan dengan gerak dan praktik langsung, karena seseorang lebih mudah memahami sesuatu melalui pengalaman nyata.
![]() |
| Pembelajaran terbaik menurut Ustaz Ghufron adalah keteladanan |
Pembelajaran terbaik bagi anak usia dini adalah melalui proses meniru. Pada tahap ini, anak memiliki kecenderungan kuat untuk mencontoh apa pun yang ada di sekitarnya, baik dari ucapan, perilaku, maupun kebiasaan orang-orang terdekatnya. Karena itu, lingkungan yang baik dan teladan yang positif menjadi kunci utama dalam membentuk karakter serta perkembangan anak sejak dini.
Anak belajar terutama dari apa yang ia lihat. Ketika anak sering melihat orang tuanya membaca Al-Qur’an, ia pun akan terdorong untuk menirunya. Begitu pula saat sering menyaksikan dai kecil berpidato di YouTube, ia akan belajar berbicara dan meniru caranya.
Begitu pun, jika anak lebih sering melihat orang tuanya gemar berbelanja, maka kebiasaan itu pun bisa ia tiru. Karena itu, penting bagi orang tua untuk menjadi teladan yang baik, sebab perilaku mereka menjadi cermin bagi anak-anaknya. Dari situlah anak-anak belajar.
Pembiasaan pada anak tersebut sebenarnya mencerminkan tiga gaya belajar utama: visual, auditory, dan kinestetik. Anak belajar dengan melihat, mendengar, dan meniru perilaku yang diamatinya setiap hari. Hal ini sejalan dengan ajaran Al-Qur’an tentang keteladan yang baik.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Sungguh, pada mereka itu ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Akhir. Dan barang siapa berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Mumtahanah: 6)
Untuk itu, sebagai guru dan orang tua mari kita mengajari anak dengan keteladanan, bukan hanya dengan nasihat. Sebab, anak lebih mudah meniru daripada mendengar. Dengan melihat contoh nyata dari perilaku baik, anak akan belajar tentang kejujuran, disiplin, dan cinta Al-Qur’an secara alami.
Disarikan dari salah satu penjelasan Ustaz Drs. Sirdjanul Ghufron, M.Ed., S.T. pada acara Q-UP 2025 #4 Upgrade Kapasitas, Scale Up SDM Pesantren, Sabtu, 8 November 2025 di Gedung MITQ Qoryatul Qur’an

Posting Komentar untuk "Ustaz Sirdjanul Ghufron: Pengajaran Terbaik untuk Anak Usia Dini adalah Keteladanan"