BEM Ma’had Aly Qoryatul Qur’an Gelar Kajian Pemuda bersama Ustaz Alif Moslem: “Sudah Telanjur Jadi Manusia”

BEM Ma’had Aly Qoryatul Qur’an kembali menggelar kajian untuk para pemuda di Masjid Al-Furqon, Tlemek, Karanganyar, Weru. Kali ini menghadirkan narasumber Ustaz Alif Moslem, founder kajian TTM @temantaatmu.

Kajian yang dilaksanakan pada Sabtu, 4 Oktober 2025 ini berlangsung pada pukul 19.30 - 21.30 WIB, mengusung tema “Sudah Telanjur Jadi Manusia”. Diikuti sekitar 200 pemuda dari Weru dan sekitarnya.

Di antara tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran spiritual di kalangan pemuda dengan cara dakwah yang relatable. Dikemas dengan gaya bahasa yang santai, asik, menarik, interaktif, tapi tetap bernilai.

Sekaligus menjadi ruang aman dan positif bagi pemuda untuk saling belajar, curhat, dan bertumbuh dalam iman. Sehingga bisa meningkatkan ukhuwah Islamiyah antara para peserta yang berasal dari berbagai komunitas dan sekolah.

Pertemuan dibuka oleh Kak Yanuar dan Kak Yusuf selaku host yang tampil dengan asik. Mereka juga mencairkan suasana dengan ice breaking, sehingga para peserta kajian bisa fresh dalam menerima ilmu yang dibagikan.

Mengawali kajian, tilawah Qur’an dilantunkan oleh Kak Ibnu Shohib. Sambutan panitia oleh Kak Salman Al Hawari, yang menyampaikan terima kasih kepada para peserta kajian yang diberi nama Kajian Sahabat SeSurga ini, yang telah menyempatkan diri untuk bisa hadir.

Kemudian mewakili panitia memohon maaf jika selama terselenggaranya acara terdapat banyak kekurangan. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkenan men-support untuk terselenggaranya acara ini.

Barulah kemudian acara inti disampaikan oleh Ustaz Alif Moslem, founder kajian TTM @temantaatmu. Ustaz Alif Moslem menyampaikan materi dengan tema “Sudah Telanjur Jadi Manusia”.

Sahabat SeSurga
Kajian Sahabat SeSurga bersama Ustaz Alif Moslem

Dalam refleksi, beliau mengajak merenungkan, bahwa tubuh yang kita miliki ini begitu mahal harganya. Satu kantung darah 500 ml bisa bernilai antara 400 ribu hingga 1 juta rupiah. Satu kornea mata dihargai sekitar 327 juta rupiah. Sumsum tulang mencapai 313 juta per gram, dan jantung manusia bisa mencapai 1,6 miliar rupiah.

“Lalu... berapa harga satu langkah kaki yang bisa membawa kita ke majelis ilmu? Atau satu napas yang masih bisa kita hembuskan dengan tenang?” tanya beliau, yang kemudian dijawab sendiri: “Tak ternilai.”

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. Ibrahim: 34)

Salah satu cara menjadikan diri menjadi lebih baik adalah dengan merenungi akan nikmat-Nya yang tak terhingga. Sudahkah kita bersyukur atasnya? Bersyukur kepada-Nya bisa melalui cara kita untuk semakin semangat dalam beramal kebaikan.

Berterima kasih kepada Allah karena kaki masih bisa melangkah ke majelis ilmu, lidah kita masih bisa menyebut nama-Nya, dan bahkan di tengah kesulitan, Allah masih memberi kita alasan untuk selalu bersyukur.

Ustaz Alif berkisah, bahwa kita semua telah dirindukan oleh Nabi sejak dahulu. Salah satu konteks isi hadis yang berbunyi, “Kalian (para sahabat) adalah sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku.”

Ternyata kita adalah umat yang privilege, karena sudah disebut dan dirindukan Nabi. Maka, mari kita memantaskan diri untuk menjadi umat yang dirindukan itu dengan semangat melakukan kebaikan-kebaikan untuk dapatkan rida Allah.

Selanjutnya, Ustaz Alif mengajak peserta kajian untuk merefleksi diri, dari anak-anak hingga dewasa. Pernahkah kita merasa waktu berjalan begitu cepat? Dulu kita main petak umpet, tertawa bebas tanpa beban. Kini, kita mulai mengenal cemas, tentang masa depan, jodoh, kuliah, pekerjaan, dll.

Padahal Allah sudah menyinggung proses kehidupan manusia sejak awal. Sesungguhnya setiap kalian diciptakan dalam perut ibunya dimulai dari setetes air mani, kemudian menjadi segumpal darah, lalu segumpal daging. Begitulah hidup mengalir sesuai role map dari Allah.

Kajian pemuda
Dokumentasi kajian pemuda

Ustaz mengajak belajar dari Ummu Musa. Jika kita merasa taat di akhir zaman itu berat, lihatlah kisah Ummu Musa. Beliau diperintah Allah untuk menyusui anaknya, lalu melepaskannya ke sungai. Padahal Firaun sedang gencar-gencarnya memberi perintah kepada pasukannya untuk membunuh setiap bayi laki-laki.

 فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ 

Apabila engkau khawatir terhadapnya, maka hanyutkanlah dia ke sungai.”

Di sini, Allah tidak hanya memberi perintah, tapi juga memberi penguatan:

وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي

Janganlah engkau takut dan janganlah engkau bersedih.”

Dari ujian berat itulah, Allah menyiapkan Musa untuk menjadi seorang Rasul. Begitulah kehidupan, di balik setiap kehilangan dan kecemasan, Allah sedang menumbuhkan suatu hikmah yang besar dalam diri kita.

Kecemasan adalah bagian dari fitrah manusia. Dalam kitab Nashoihul ‘Ibad dijelaskan, ada dua sumber kegelisahan manusia: takut masa depan dan cemas akan masa lalu. Padahal rezeki, ajal, kebahagiaan, bahkan rasa sedih dan gundah, sudah diatur oleh Allah.

Kita hanya perlu berusaha taat, menunaikan peran terbaik, dan terus melangkah meski perjalanan hidup terkadang berat, meski rapuh, tetap di jalan-Nya. Karena kita sudah telanjur jadi manusia, maka jalani saja takdir ini dengan syukur dan semangat.

Semoga dengan kajian ini, seluruh pemuda yang hadir mampu lebih baik dalam memaknai kehidupan. Terus berusaha menapaki jalan syukur dengan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Semoga kita istikamah di jalan kebenaran Islam ini. Aamiin.

Reporter: Ustazah Almar’ Atush Sholihah

Posting Komentar untuk "BEM Ma’had Aly Qoryatul Qur’an Gelar Kajian Pemuda bersama Ustaz Alif Moslem: “Sudah Telanjur Jadi Manusia”"