Special Lunch Bersama Habib Umar bin Hafidz di Syariah Hotel Solo

Suasana penuh berkah menyelimuti lantai 12 Syariah Hotel Solo pada Senin, 13 Oktober 2025, saat digelar kegiatan Special Lunch bersama Habib Umar bin Hafidz, seorang ulama kharismatik asal Yaman yang kini menetap di Kota Tarim, Hadramaut.

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian International Islamic Edu Fair (IIEF) 2025 yang diselenggarakan di Editorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Event besar yang digagas oleh FORMAQIN (Forum Ma’ahid Qur’an Indonesia)

Kegiatan istimewa ini dihadiri oleh para ulama internasional, selain Habib Umar bin Hafıdz, hadir juga Syekh Ghiyats dan Syekh Abdul Karim. Turut rawuh juga para habaib dari berbagai daerah di nusantara. 

Tampak juga para masyayikh Lirboyo, masyayikh Langitan, masyayikh Ploso, masyayikh Al Kholil Bangkalan, masyayikh Salafiyah Situbondo, masyayikh Pasuruan, para Nyai Temboro Magetan, masyayikh Soloraya, Ustaz Abu Bakar Baasyir, Ustaz Syihabuddin, Ustaz Abu Hasanuddin Jember, Gus Iqdam, dll.

Acara diawali dengan tilawah Al-Qur’an yang dibacakan secara khusyuk oleh Ustaz Salman Al Farisi dari PPTQ Qoryatul Qur’an, menambah kekhidmatan suasana sebelum para pembicara menyampaikan materi dan gagasan inspiratifnya.

Pada kesempatan ini, Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I., hadir bersama jajaran direktorat. Para santri Taruna Almaqdisi juga diberi kepercayaan menjadi tim keamanan pada acara ini, didampingi instruktur Leadership Qoryatul Qur’an.

Habib Umar bin Hafidz
Acara special lunch bersama Habib Umar bin Hafidz

Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Syihabuddin Abdul Muiz Al Hafidz memaparkan konsep Nabawi Combination, sebuah gagasan yang mempertemukan ahlul Qur’an dengan para pengusaha untuk membangun kolaborasi produktif. Menekankan pentingnya sinergi ekonomi lokal dan global yang berlandaskan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.

Sementara itu, KH. Abdullah Kafabihi Mahrus menegaskan pentingnya persatuan umat Islam. “Allah dan Rasulullah menyerukan agar umat bersatu, maka setan menyeru agar bercerai-berai,” ujar beliau. Beliau mengingatkan agar para tokoh dan pemimpin umat tidak terlibat konflik, sebab perselisihan mereka akan diikuti oleh pengikutnya.

“Orang berilmu hendaklah menjadi pendamai, mengajak kebaikan, dan mencegah kemungkaran,” tambah beliau. Beliau menutup dengan pesan agar umat Islam selalu bersatu, berdamai, saling menolong, dan menjauhi adu domba.

Ustaz Umar Faruq Abu Bakar, selaku Ketua FORMAQIN (Forum Ma’ahid Qur’an Indonesia), menjelaskan bahwa FORMAQIN merupakan kendaraan kecil untuk mewujudkan gagasan besar: menyatukan umat dan menguatkan ekonomi Islam melalui pesantren.

“Risalah kami adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai pemimpin dalam membangun peradaban,” tutur beliau. Disampaikan bahwa FORMAQIN menjadi penggagas utama pelaksanaan IIEF 2025 di Editorium UMS, sebagai wadah sinergi pesantren dan dunia pendidikan Islam internasional.

Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari sinergi global berbasis Al-Qur’an, mempertemukan ulama, pengusaha, dan lembaga pendidikan Islam untuk bersama membangun peradaban umat yang kokoh dan penuh keberkahan.

Gagasan besar yang diusung adalah kemandirian pesantren. Bagaimana segala potensi yang ada di pondok pesantren agar bisa dimaksimalkan untuk kemajuan umat Islam. One pesantren one product. Beberapa pengusaha, praktisi, dan ilmuwan juga menyampaikan ide gagasan pada kesempatan majelis siang ini.

Puncak majelis adalah mendengarkan taujih dari Habib Umar bin Hafidz. Ulama asal Yaman ini menyampaikan beberapa hal, di antaranya adalah bahwa siapa saja yang bahu membahu menegakkan risalah Nabi maka akan memberikan manfaat besar bagi kehidupan masyarakat.

Habib Umar bin Hafidz
Habib Umar bin Hafidz

Siapa pun yang diberi kepahaman pada syariat Islam maka harus bisa mengaplikasikannya pada kehidupan masyarakat. Memberikan pengaruh kebaikan yang besar pada umat dengan berkolaborasi pada kekuatan ekonomi.

Harta benda bukanlah tujuan, karena jika demikian maka akan keluar dari kebenaran yang ada pada Islam. Harta benda dimanfaatkan sesuai dengan maksud dan tujuan syariat. Sebaik-baik harta benda adalah yang dimiliki orang saleh.

Orang yang memiliki harta tapi tidak diinfakkan di jalan Allah maka ia tercela, ia menjadi orang yang merugi. Dua perkara berat dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti: ilmu dan harta. Ia tak akan bergerak sebelum menjawabnya.

Ilmu ditanyakan bagaimana ia mengamalkannya. Sementara harta, ditanya asal mendapatkan dan bagaimana membelanjakannya. Jawaban yang disampaikan akan menentukan akhir baginya surga ataukah neraka.

Umat Islam boleh bercita-cita ingin mendapatkan ilmu dan mengamalkannya pada siang hari dan malam hari. Boleh menginginkan harta benda untuk diinfakkan di siang hari dan di malam hari. Inilah yang akan memberi kemanfaatan dalam kehidupannya.

Usaha yang besar dilakukan setan adalah untuk memengaruhi ulama agar tidak memiliki keikhlasan dalam ilmu. Setan juga mengembuskan agar ahli ilmu menunda dalam mengamalkan ilmu yang dikuasai.

Orang alim yang ikhlas akan menjadikan ketakutan bagi setan, ia akan bisa memberi pengaruh besar di tengah umat. Ia akan mengubah masyarakat yang jauh dari Allah menjadi dekat pada-Nya.

Tinta ilmu para alim ketika ditimbang di akhirat maka lebih berat dibandingkan darah para syuhada. Keluasan ilmunya mampu memberi pengaruh kebaikan besar pada masyarakat dengan akidah yang kuat.

Ulama hendaklah mengajarkan persatuan umat, bukan perpecahan di antara masyarakat. Tidak menjual agama demi dunia, tidak menjilat pada pemerintah untuk mencari imbalan harta dan jabatan duniawi.

Selain itu, kebaikan yang dihadirkan pada orang kaya maka akan mengentaskan kemiskinan. Digunakan harta sesuai aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kemampuannya mencari harta bernilai jihad fisabilillah karena sesuai dengan kehendak Allah.

Para sahabat Nabi yang kaya raya dengan hartanya digunakan untuk perjuangan di jalan Allah. Tidak merasa berat untuk menginfakkan hartanya itu. Harta juga tak menjadikan lalai dari beribadah kepada Allah.

Posting Komentar untuk "Special Lunch Bersama Habib Umar bin Hafidz di Syariah Hotel Solo"