Suasana hangat kebersamaan terasa dalam Majelis Tarbawi bersama Asatiz Kibar Soloraya, yang digelar pada Rabu, 15 Oktober 2025, bertempat di area kegiatan Qur’anic Brotherhood Camp (Kemah Antar Ma’had Aly Putri).
Kegiatan ini berlangsung bakda Salat Asar hingga Magrib, menjadi salah satu rangkaian penting dari perkemahan bertema “Bonded by Qur’an, Connected by Heart” yang diselenggarakan selama dua hari, 15–16 Oktober 2025.
Majelis Tarbawi diikuti oleh seluruh mahasantri putri peserta kemah dari berbagai lembaga Ma’had Aly, yaitu Qoryatul Qur’an Weru, Baitul Qur’an Wonogiri, Daarur Rahmah Wal Hikmah Sukoharjo, Kharisma Haromain Sukoharjo, dan Lembah Qur’an Al Amin Klaten, serta didampingi oleh para ustaz-ustazah pendamping dari masing-masing lembaga.
Acara ini dipandu oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I., yang dalam prolognya menekankan pentingnya dilaksanakan majelis bersama ini sebagai wadah silaturahmi dan sinergi antar-Ma’had.
![]() |
Ustaz Setyadi mengenalkan asatiz kibar yang berkenan hadir pada majelis kali ini |
“Acara ini adalah wadah kebersamaan, tempat kita berkumpul, mengobrol ke sana kemari, menjalin silaturahmi. Harapannya terjalin hubungan antar lembaga dan antar kader, untuk memajukan umat dan negara kita dengan Islam rahmatan lil ‘alamin,” tutur beliau dalam sambutan pembuka.
Ustaz Setyadi juga memperkenalkan para asatiz akbar yang berkenan hadir dalam kegiatan sore itu. Beliau mengajak seluruh peserta untuk mendoakan para asatiz agar senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam dakwah. “Sore ini kita akan mendengarkan nasihat dan taujih dari beliau-beliau.”
![]() |
Suasana majelis penuh hikmah |
Taujih pertama dari Ustaz Ihsan Saifuddin, S.Ag., memberikan nasihat yang menambah kekayaan makna dari kegiatan kebersamaan para mahasantri. Beliau manyampaikan pentingnya adab santri terhadap ustaz, sebagai kunci keberkahan ilmu dan kesuksesan dalam menapaki jalan Qur’ani.
Ustaz Ihsan menyampaikan, ada dua hal yang sebaiknya dilakukan santri ketika datang kepada gurunya, yaitu bersedekah dan mendoakan. Kedua amalan sederhana ini adalah wujud rasa hormat dan cinta yang tulus dari murid kepada guru.
![]() |
Ustaz Ihsan Saifuddin |
“Doakanlah gurumu agar Allah menutup aibnya darimu, dan berdoalah agar jangan sampai Allah mencabut keberkahan ilmunya darimu,” pesan beliau dengan nada lembut namun sarat makna.
Nasihat ini menjadi penegas bahwa keberhasilan dalam menuntut ilmu ada pada keikhlasan hati dan adab mulia terhadap guru, yang menjadi pintu keberkahan dan kemantapan ilmu dalam diri setiap santri.
Sementara itu, Ustaz Zuhal Abdurrahman, Lc., M.A., turut memberikan tausiah yang menggugah semangat para mahasantri. Dengan nada hangat dan bersahaja, beliau mengawali pesan dengan ungkapan kerendahan hati.
“Saya kemari bukan untuk memberi nasihat,” ujar Ustaz Zuhal, “tetapi hanya ingin menggembirakan hati saya, karena ternyata di tempat ini banyak kader ummahat yang siap menjadi Aisyah-Aisyah dan Khadijah-Khadijah, penerus perjuangan umat di masa yang akan datang.”
![]() |
Ustaz Zuhal Abdurrahman |
Ungkapan tersebut disambut haru dan antusias oleh para peserta kemah, yang merasa semakin bangga dan termotivasi menjadi bagian dari barisan perempuan Qur’ani pejuang dakwah. Selain itu, Ustaz Zuhal juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan bagi para santri.
Beliau berpesan agar para santri memperhatikan pola makan dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan. “Jagalah kesehatan dengan makanan yang baik dan secukupnya,” nasihat beliau, “agar Allah tidak memberikan sakit yang berat-berat kepada kita.”
Pesan sederhana Ustaz Zuhal menjadi pengingat agar para santri menjaga keseimbangan antara semangat belajar dan kepedulian terhadap kesehatan, sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga amanah tubuh yang diberikan Allah.
Dalam kesempatan berikutnya, Ustaz Sholahuddin Sutowijoyo, S.Pd.I. turut memberikan nasihat, mengingatkan para mahasantri agar sejak dini menanamkan orientasi hidup yang berlandaskan akhirat, terutama ketika kelak mereka menjadi seorang istri.
![]() |
Ustaz Sholahuddin Sutowijoyo |
“Ketika nanti kalian menjadi istri, maka orientasinya haruslah akhirat,” pesan beliau. “Istri yang baik adalah yang selalu mendukung perjuangan suami, meski jalan dakwah itu terjal dan penuh ujian. Sebaliknya, jika pernikahan hanya berorientasi dunia, maka ia akan berakhir dengan kerugian.”
Ustaz Sholahuddin menegaskan bahwa keluarga yang dibangun di atas niat ibadah dan perjuangan di jalan Allah akan menjadi sumber kekuatan umat. Nasihat yang meneguhkan kembali visi Qur’anic Brotherhood Camp untuk membentuk generasi perempuan Qur’ani yang berjiwa pejuang, berilmu, dan berorientasi akhirat.
Sedangkan Ustaz Muhammad Sholeh Ibrahim, S.Th.I. memberikan kesan beliau sejak awal kehadirannya di PPTQ Qoryatul Qur’an. “Ketika pertama kali datang ke Qoryatul Qur’an, saya pikir hanya satu gedung ini,” ujarnya sambil tersenyum. “Ternyata ini baru satu komplek. Masih ada kedua, ketiga, hingga kedelapan.”
![]() |
Ustaz Muhammad Sholeh Ibrahim |
Ustaz menyebut bahwa sesuai namanya, memang Qoryatul Qur’an adalah desa Qur’an. Qoryatul Qur’an hadir menyatu dengan masyarakat, dan keberadaannya luar biasa memberikan kebermanfaatan.
Dalam nasihat beliau kepada para mahasantri, beliau menegaskan bahwa santri yang berkualitas adalah santri yang memikul tanggung jawab umat di pundaknya. “Urusan umat adalah beban yang harus kita pikul bersama,” tuturnya, “termasuk santri putri, yang juga memiliki kewajiban sama dalam mengurus dan memajukan umat.”
Lebih lanjut, Ustaz Sholeh menekankan pentingnya ilmu dan adab sebagai fondasi utama bagi para penuntut ilmu. “Perbuatan amal akan rusak bila tidak didasari ilmu,” jelas beliau, “dan ilmu akan sia-sia jika tidak didasari adab. Adab adalah dasar utama bersikap kepada siapa pun. Tampakkan adab hingga menjadi penerang dalam memajukan Islam.”
Nasihat beliau menjadi penutup yang penuh hikmah, mengingatkan para mahasantri bahwa kemuliaan seorang penuntut ilmu tidak hanya diukur dari banyaknya pengetahuan, tetapi dari adab dan tanggung jawabnya terhadap umat.
Majelis Tarbawi ini menjadi salah satu momen berharga dalam rangkaian Qur’anic Brotherhood Camp, mengokohkan ukhuwah dan semangat keilmuan di antara para kader Ma’had Aly se-Soloraya. Sekaligus mengenalkan asatiz kibar yang tak kenal lelah berjuang dalam dakwah Islam.
Posting Komentar untuk "Majelis Tarbawi Bersama Asatiz Kibar Soloraya dalam Qur’anic Brotherhood Camp di Bumi Perkemahan Qoryatul Qur’an"