Setiap Penyakit Ada Obatnya

Oleh: Istiqomah
Santri kelas XII Imtaq MATQ Qoryatul Qur’an asal Bekasi Jawa Barat

Hidup di dunia ini penuh dengan cobaan yang merupakan ujian dari Allah. Di antara ujian yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya adalah adanya penyakit. Namun meskipun demikian, Allah pun menurunkan obat untuk penyakit tersebut.

مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit melainkan Dia juga menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari)

Teman-teman sekalian, hadis di atas memberikan faedah kepada kita bahwa semua penyakit yang menimpa manusia itu ada obatnya. Hanya saja ada orang yang belum menemukan obat itu. Oleh karenanya, seseorang harus bersabar untuk selalu berobat dan terus berusaha untuk mencari obat ketika sakit sedang menimpanya.

Hal yang sangat disayangkan, terkadang seseorang terjatuh pada kesalahan dalam mencari obat. Itu semua disebabkan karena lemahnya kesabaran dan kurangnya ilmu pengetahuan, baik ilmu tentang agama maupun ilmu tentang pengobatan. Akhirnya, mereka berobat dengan cara yang berseberangan dengan syariat, bahkan terjatuh dalam pelanggaran syariat.

Setiap penyakit ada obatnya
Ibu yang menunggui anaknya sakit

Terkadang mereka, bahkan ada pula kaum muslimin, dalam berobat datang kepada orang pintar (paranormal). Orang pintar itu tidak menamai diri mereka “dukun” atau “tukang santet”, tetapi mereka menamai diri mereka dengan sebutan “kyai”. Sungguh menyesatkan.

Maka sikap yang paling tepat bagi seorang mukmin ketika diuji dengan suatu penyakit adalah bersabar menjalani sakitnya dan terus berusaha untuk mencari obatnya, tentu saja dengan pengobatan yang sesuai dengan syariat.

Setidaknya ada tiga metode pengobatan yang sesuai syariat: Pertama, Ruqyah dengan Al-Qur’an (dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an). Hal ini berdasarkan firman Allah Swt., “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang zalim Al-Qur’an itu hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra’: 82). Para ulama menjelaskan bahwa maksud “penawar” dalam ayat tersebut mencakup kesembuhan lahiriah (fisik) maupun batiniah (jiwa).

Kedua, Doa. Syaikh Salim al-Hilali menerangkan bahwa doa adalah salah satu sebab disembuhkannya penyakit. Nabi ﷺ sendiri mengajarkan doa-doa untuk kesembuhan, misalnya dengan membaca:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga, Ikhtiar Syar’iyah. Cara selanjutnya adalah melakukan usaha yang dibenarkan syariat, yaitu seseorang melakukan usaha yang zahir (tampak) untuk mencari sebab datangnya kesembuhan. Misalnya, datang ke dokter yang ahli, minum madu, melakukan hijamah (bekam), atau usaha-usaha yang tidak dilarang oleh syariat.

Demikian pembahasan singkat ini, mudah-mudahan sudah memberikan gambaran yang jelas tentang cara menghadapi cobaan berupa penyakit. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita untuk menjadi orang-orang yang bersabar dan istikamah dalam menempuh jalan-Nya yang lurus. Aamiin.

Posting Komentar untuk "Setiap Penyakit Ada Obatnya"