Rasulullah Mengeluhkan Kita

Oleh: Ustaz Hartanto, S.Pd.I., Al Hafizh
Direktur Operasional PPTQ Qoryatul Qur’an

Ada hal menarik untuk jadi renungan, ketika saya membaca sebuah kitab berjudul Merasakan Kekuatan Al-Qur’an Seperti Generasi Awal, sesuatu yang cukup menyedihkan, adalah bahwa Rasul kita ﷺ, mengeluhkan kita kepada Allah ﷻ tentang sikap umatnya terhadap Al-Qur’an.

وَقَالَ الرَّسُولُ يَرَبّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْوَانَ مَهْجُورًا

Rasul (Nabi Muhammad) berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini (sebagai) sesuatu yang diabaikan (ditinggalkan)."” (QS. Al-Furqan: 30)

Baca Quran
Rasulullah mengeluhkan kita, yang telah menjadikan Al-Qur’an sesuatu yang diabaikan

Jika kita renungkan keluhan ini dengan saksama, kita akan menemukan makna yang sangat dalam. Seandainya ayat ini hanya berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah meninggalkan Al-Qur’an”, tanpa menggunakan kata ittakhadzu (menjadikan), maka maksudnya mungkin hanya terbatas pada orang-orang yang benar-benar tidak punya hubungan sama sekali dengan Al-Qur’an, mereka yang tidak pernah membacanya, tidak mendengarkannya, dan tidak peduli terhadapnya sama sekali.

Namun, penggunaan kata ittakhadzu (menjadikan) bersama dengan kata mahjūra (yang ditinggalkan) membawa makna yang jauh lebih dalam. Ayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ mengeluhkan orang-orang yang sebenarnya sudah berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Mereka yang membacanya, mengajarkannya, bahkan mungkin menghafalnya dan menyebarkannya. Namun, meskipun secara lahiriah mereka terlibat dengan Al-Qur’an, pada hakikatnya mereka tetap meninggalkannya.

Mereka menjadikannya sebagai sesuatu yang “ditinggalkan” karena hanya memperhatikan aspek luar seperti bacaan dan hafalan, tapi mengabaikan makna terdalamnya: kekuatannya untuk menyentuh hati, membimbing jiwa, dan mengubah kegelapan hawa nafsu menjadi cahaya iman.

قَدۡ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُورٞ وَكِتَٰبٞ مُّبِينٞ ۝ يَهۡدِي بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ وَيُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِهِۦ وَيَهۡدِيهِمۡ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ۝

Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab (Al-Qur’an) yang menjelaskan. Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah: 15-16)

Maka, ketika hubungan kita dengan Al-Qur’an hanya sebatas lisan dan suara, hanya membaca atau melantunkannya tanpa berusaha sungguh-sungguh untuk memasukkannya ke dalam akal dan hati, sesungguhnya kita telah menutup diri dari sisi terpenting dari Al-Qur’an.

Kita telah kehilangan rahasia terbesar dari keajaiban Al-Qur’an, yaitu kekuatannya untuk mengubah hati dan kehidupan. Akibatnya, secara tidak sadar, kita termasuk di antara orang-orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang ditinggalkan. Dari sikap inilah muncul kemunduran umat ini, hingga jatuh ke titik serendah sekarang.

إِنَّ ٱللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا ٱلْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

Sesungguhnya Allah akan mengangkat (derajat) suatu kaum dengan (sebab) kitab ini (Al-Qur’an), dan merendahkan kaum yang lain dengannya.” (HR. Muslim)

Posting Komentar untuk "Rasulullah Mengeluhkan Kita"