Santri kelas X Ta’jil MATQ Qoryatul Qur’an Komplek Jonggring Saloka, asal Lombok Barat, Mataram
Segala puji hanya milik Allah Swt., Dialah Rabb semesta alam. Selawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada pribadi paling pemaaf dalam sejarah kehidupan manusia, yaitu Nabi Muhammad Saw.
Saya membaca sebuah buku yang mengingatkan pentingnya menjadi pribadi yang pemaaf. Buku yang sangat bermanfaat untuk pribadi yang suka bawa perasaan hingga enggan memaafkan kesalahan orang. Yuk, temukan berbagai kedahsyatan dari sikap memaafkan. Baik, mari kita telusuri!
- Judul buku: Indahnya Memaafkan
- Penulis: Ihab bin Fathi 'Asyur
- Penerjemah: Abdurrahman Jufri
- Judul asli: لماذا تعفوا
- Penerbit: Pustaka Iltizam
- Cetakan: I
- Tahun terbit: Mei 2013
- ISBN: 978-602-7668-17-1
- Tebal: 128 halaman
Buku yang ini merupakan buku yang diterjemahkan oleh Abdurrahman Jufri dengan judul “Indahnya Memaafkan”, diterjemahkan dari buku bahasa arab لماذا تعفوا yang ditulis oleh Ihab bin Fathi ’Asyur.
![]() |
Mukhlas As Shiddiq sedang membaca buku “Indahnya Memaafkan” karya Ihab bin Fathi ’Asyur |
Memaafkan adalah suatu proses atau hasil dari sebuah proses yang melibatkan perubahan emosi dan sikap terhadap orang yang melakukan kesalahan terhadap diri kita. Tentu ini tidak mudah ketika perasaan kita tersinggung. Padahal banyak manfaat dengan memberi maaf, yang membuat lapang hati kita.
Tak mudah untuk bisa menjadi pribadi yang mau memaafkan ketika ada orang lain yang melakukan kesalahan terhadap diri kita. Perlu hati yang jernih agar kesalahan tersebut secara lapang dada kita maafkan. Apalagi kalau bisa membalasnya dengan berbuat baik kepada orang yang melakukan kesalahan.
“Ajaran Islam tidak hanya memberikan tuntunan untuk memaafkan secara lahir, melainkan juga batin, dalam Islam pemberian maaf mencakup dua dimensi yaitu secara zahir dan batin. Secara zahir dinamakan al-afwu dan secara batin dinamakan ash-shafh.” (hal. 25)
Nabi Muhammad Saw. adalah suri teladan terbaik dalam sikap pemaafnya, beliaulah yang memiliki derajat yang tinggi dalam memaafkan. Di dalam buku ini banyak sekali kisah-kisah Nabi Muhammad terhadap umatnya. Dan dari sikap memaafkan beliau itu banyak sekali yang terluluhkan hatinya sehingga mereka masuk Islam dan menjadi orang terdekat beliau.
“Dan ternyata memaafkan itu bukan sekedar memaafkan kepada orang lain, akan tetapi ada yang dinamakan memaafkan secara internal, yaitu kepada diri sendiri, kita harus bersedia melepaskan semua emosi negatif yang berhubungan dengan kejadian, peristiwa, atau situasi tertentu yang berhubungan dengan diri kita.” (hal 67)
Buku ini memberikan penjelasan yang menyeluruh, memberikan motivasi dan kata-katanya mudah dipahami. Salah satu kekurangan buku setebal 128 halaman ini adalah tidak dituliskan biografi dari sang penulis.
![]() |
Cover buku “Indahnya Memaafkan” karya Ihab bin Fathi ’Asyur |
Membenci dan mendendam membawa permusuhan, memaafkan dan melupakan membawa kedamaian, maka kita perlu mendalami bagaimana cara memaafkan yang benar. Setelah membaca buku ini, saya semakin bisa memaafkan─baik kepada orang lain maupun kepada diri saya sendiri. Alhamdulillah.
Saya merekomendasikan para santri PPTQ Qoryatul Qur’an untuk membaca buku ini. Pasti ia akan mendapatkan manfaat. Bisa hidup sejahtera dan damai dalam lingkup pondok pesantren dan juga masyarakat sosial. Tidak ada lagi yang namanya membenci dan mendendam karena kita mengerti manfaat memaafkan dalam segi agama Islam dan dampak dalam sosial kita.
Meskipun memaafkan mudah diucapkan, tapi bukan perbuatan yang mudah dilakukan. Ketika seseorang telah atau akan dicelakai maka yang terjadi biasanya perasaan dendam dan ingin membalas perlakuan seperti itu. Ini hal wajar dalam diri orang biasa. Namun, sikap memaafkan hanya ada pada diri orang yang luar biasa.
Tidak banyak buku yang mengupas masalah ini. Perkara sederhana tapi kita sering mengalaminya. Buku ini tipis tapi banyak point penting yang dapat kita ambil di dalamnya. Selamat membaca, ya!
Posting Komentar untuk "Resensi Buku “Indahnya Memaafkan” Karya Ihab bin Fathi ’Asyur: Damainya Hidup sebagai Pemaaf"