Ahad, 10 Mei 2025. PPTQ Qoryatul Qur’an kembali mengadakan pengajian bersama warga Dukuh Jurang Desa Pijiharjo di Masjid Fisabilillah Jurang. Terlaksana bakda Salat Magrib sampai tiba waktu Salat Isya, meskipun dengan kondisi mati lampu.
Bertindak sebagai MC adalah Ustaz Surya Adi Prasetyo yang membuka pertemuan dengan mengajak hadirin membaca basmalah dan Surat Al Fatihah bersama-sama. Pengajian inti disampaikan oleh Ustaz Salman Al Farisi.
Ustaz Salman mengajak jamaah mengambil hikmah dari Iduladha yang tak lama lagi akan tiba. Beliau mengerucutkan pada ibrah kisah Nabi Ibrahim AS yang memiliki anak luar biasa yakni Nabi Ismail AS, yang begitu patuh pada orang tua dan taat pada Allah.
Nabi Ibrahim AS sangat bangga dengan kehadiran Nabi Ismail AS yang dinanti-nanti kelahirannya. Ismail kecil dibiasakan membantu pekerjaan rumah. Tumbuh sebagai anak saleh yang membanggakan orang tua.
![]() |
Ustaz Salman mengajak warga Jurang teladani keluarga Nabi Ibrahim AS |
Ustaz Salman mengisahkan masa kecilnya yang dididik cukup keras oleh orang tua. Didikan yang semula dirasa berat itu ternyata mulai terasa manfaatnya saat dewasa. Pembiasaan membantu pekerjaan orang tua sebelum berangkat sekolah, sangat membekas pada ingatan beliau.
Banyak ujian yang Allah berlakukan pada keluarga Nabi Ibrahim AS. Diperintah meninggalkan istri dan anak di padang pasir gersang. Hikmah besar dari perintah ini hingga tempat gersang itu akhirnya mendapat berkah menjadi kota yang makmur bernama Makkah Al Mukaramah.
Ketika sudah kumpul kembali sekeluarga, Allah uji dengan perintah menyembelih sang anak. Nabi Ibrahim AS memberitahu Nabi Ismail AS tentang perintah itu dan dengan patuhnya sang anak mempersilakan ayahnya melaksanakan perintah Allah.
Mirisnya zaman sekarang, betapa banyak anak tidak patuh bahkan durhaka pada orang tua. Punya banyak anak, saat sudah renta ternyata tak satupun mau merawat. Betapa berbanding terbalik kelakuan ini dengan model kesalehan seorang Ismail AS.
Kepatuhan keluarga Ibrahim pada perintah Allah tanpa banyak bicara, mengangkat pada derajat tertinggi. Kisah keluarga Sang Nabi yang kemudian menjadi simbol pelaksanaan haji di tanah suci. Dan Nabi Ibrahim AS mendapat gelar Khalilullah (Kekasih Allah).
Sebagai orang tua, mari kita ajarkan agama, kenalkan pada Allah dan Rasul-Nya. Jangan hanya diarahkan pendidikan duniawi dan mengejar kekayaan atau jabatan dunia. Penyesalah akan datang ketika anak sukses dunianya tapi lupa pada akhirat.
Didik anak untuk salat, biasakan memiliki akhlak dan adab. Bahkan bahasa Jawa mengajarkan betapa akhlak sangat luar biasa. Di Jawa ada bahasa krama inggil, ngoko, dan sebagainya. Itu adalah pelajaran adab yang sekarang mulai hilang pada masyarakat Jawa sendiri.
![]() |
Antusiasme warga Jurang meski kondisi mati lampu |
Seorang anak tidak akan masuk surga kalau tidak berbakti kepada orang tua. Bagaimana bisa berbakti kalau tidak dididik ilmu agama? Maka awali dari para orang tua, jangan menjadi orang tua durhaka yang tak memberi hak belajar agama pada anaknya.
Kesimpulannya, anak saleh seperti Nabi Ismail AS terbentuk karena lahir dari orang tua yang saleh, ditunaikan hak anak diberi nama yang baik dan diajarkan agama, berada pada lingkungan yang baik, doa orang tua minta anak saleh, dan asupan makanan yang halal.
Ustaz Salman kemudian menyebutkan bahwa saat ini tempat pendidikan anak terbaik adalah pesantren. Di sana bisa jauh dari HP, bergaul dengan para penuntut ilmu yang saleh, aktivitas terpantau dan terkontrol. Kajian diakhiri dengan doa mengharap keberkahan.
Posting Komentar untuk "Pengajian Qoryatul Qur’an dengan Warga Jurang Pijiharjo, Ustaz Salman Al Farisi Ajak Teladani Keluarga Nabi Ibrahim AS"