Asatiz PPTQ Qoryatul Qur’an, mengasuh di Komplek 05 Alasombo
Setiap orang punya pendapat. Ungkapan ini selaras dengan pepatah Arab “fii kulli ra'sin ra'yun”, setiap orang memiliki pemikiran atau pendapatnya masing-masing. Mari kita ambil ibrah dari sebuah kisah tentang tiga orang buta yang bertemu dengan seekor induk gajah.
Dikisahkan, ada tiga orang buta yang selalu merasa paling tahu tentang segala hal. Mereka adalah tiga orang sahabat karib. Setiap hari mereka selalu bersama dalam suka dan duka. Suatu hari mereka terlibat dalam perdebatan.
Di antara mereka, selalu merasa paling benar dan paling mengetahui, sampai akhirnya tak ada titik penyelesaian. Hingga salah satu dari mereka memutuskan untuk menemui orang tua bijak guna menyelesaikan perdebatan di antara mereka.
“Pak Tua, saat ini kami sedang memperdebatkan suatu masalah. Kami mohon kepada Anda untuk menjadi penengah di antara kami, siapa di antara kami yang paling benar,” kata salah seorang di antara mereka.
![]() |
Setiap orang punya pendapat |
Orang tua bijak itu terdiam sejenak sambil berpikir. Tak lama kemudian, ia berkata, “Aku memiliki seekor gajah. Aku ingin kalian menyentuhnya, lalu menyimpulkan bentuk dari gajah itu.”
Ketiga orang buta itu mendekati gajah yang ada di depan mereka dan memegangnya. Orang buta pertama berseru, “Saya sudah memegangnya. Ternyata gajah itu bentuknya panjang seperti ular.”
Orang buta kedua menyangkalnya. “Kamu salah! Gajah itu bentuknya tipis dan lebar seperti kipas. Ini, aku sedang telah memegangnya!” Orang buta ketiga lekas menimpali, “Kalian semua bodoh! Inilah gajah yang sebenarnya, aku memegangnya. Ternyata gajah itu bentuknya panjang dan besar. Bagaimana menurutmu, Pak Tua?”
Pak tua bijak hanya tersenyum sambil berkata, “Orang buta pertama, kamu merasa benar bahwa gajah itu seperti ular karena yang kamu pegang adalah belalainya. Orang buta kedua, kamu merasa benar bahwa gajah itu tipis seperti kipas karena kamu pegang telinganya. Dan kamu, orang buta ketiga, menurutmu gajah itu panjang dan besar karena kamu pegang kakinya.”
Ketiga orang buta yang sejak awal belum pernah memegang gajah itu terpana. Pak Tua kembali melanjutkan perkataannya, “Ketahuilah, wahai ketiga orang buta, bahwa yang kalian pegang hanya anggota tubuh gajah, bukan keseluruhan dari tubuh gajah. Tapi lihatlah betapa kalian merasa paling benar dengan kesimpulan masing-masing!”
Ketiga orang buta itu akhirnya tertunduk malu. Mereka baru menyadari akan kekurangannya. Mereka mendebatkan sesuatu yang tidak dipahami secara menyeluruh. Mereka lalu saling merangkul satu sama lain untuk saling memaafkan atas kekhilafannya selama ini.
Sering kali kita melihat banyak sekali perdebatan antargolongan. Mereka saling memperdebatkan hal-hal yang sepele dan belum tentu mereka sendiri tahu kebenaran yang sesungguhnya, seperti ketiga orang buta itu.
Mereka baru tahu tentang sebagian dari pengetahuan yang mereka pelajari, sedangkan masih banyak lagi hal-hal yang belum diketahuinya.
Berbagai dasar-dasar hukum dibuat sebagai bukti pembenaran atas apa yang telah diketahui. Pada dasarnya sama, dasar hukum yang dibuat adalah satu kesatuan bentuk dari dasar hukum lain yang dijadikan sebagai pedoman.
Dunia ini luas. Tak cukup hanya dengan satu atau dua buku saja sebagai sumber pengetahuan. Masih banyak yang belum kita ketahui. Salinglah menghargai satu sama lain. Memegang teguh tali persatuan itu jauh lebih penting daripada hanya sekadar memperebutkan siapa yang paling benar. (Bangpai_21)
Posting Komentar untuk "Setiap Orang Punya Pendapat"