Senin, 15 September 2025, digelar Majelis Wawasan Kebangsaan bersama Letkol Inf Supri Siswanto, S.H., M.I.P., Komandan Kodim 0726/Sukoharjo. Acara ini berlangsung pukul 10.00 WIB di Masjid Nurul Ilmi Komplek 08 Jonggring Saloka, usai pelaksanaan Apel Pembukaan Lomba PBB dan Leadership Putri PPTQ Qoryatul Qur’an.
Acara dipandu oleh Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H. selaku pembawa acara. Sebagai pengantar, Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I., menyampaikan prolog bahwa kehadiran para komandan TNI di pesantren merupakan keberkahan tersendiri.
Pak Direktur menegaskan pentingnya mengisi kemerdekaan bukan dengan hura-hura, melainkan dengan menjadi insan yang bermanfaat bagi bangsa. “Bangsa ini lahir dari ulama dan santri. Bahkan TNI pun lahir dari unsur santri. Harapannya, negeri ini dapat menjadi baldatun thayyibatun warabbun ghafur,” ujar beliau.
![]() |
Pak Dandim menyampaikan bahwa wawasan kebangsaan bagi santri adalah belajar |
Letkol Inf Supri Siswanto menyampaikan nasihat kebangsaan yang sarat motivasi. Beliau mengawali dengan doa agar kelak di akhirat semua berkumpul bersama di surga Allah.Dengan penuh rasa haru, Pak Dandim mengaku memilih hadir di PPTQ Qoryatul Qur’an dibanding agenda lain yang menunggu.
Pak Dandim kemudian menyuntikkan motivasi pada para santri. “Semua orang punya potensi yang sama untuk sukses. Semoga dari pesantren ini lahir jenderal, menteri, presiden, dan pejabat lainnya yang berkarakter dan beriman,” harap beliau.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa wawasan kebangsaan bagi para pelajar dan santri adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Dengan ilmu, dunia akan didapat, akhirat akan didapat, keduanya didapat. Dengan ilmu, generasi muslim bisa disiapkan menuju Indonesia Emas.
Namun, Pak Dandim juga mengingatkan ancaman yang kini dihadapi generasi muda, seperti narkoba, pornografi, premanisme, judi online, tawuran, hingga klitih. “Bekali diri dengan keimanan dan karakter yang kuat. Jangan ikut-ikutan perilaku negatif yang merusak.”
Dengan gaya komunikasi yang akrab dan penuh humor, Pak Dandim juga mengingatkan para santriwati agar menjaga diri. “Santriwati jangan pacaran ya. Kalau ada santri putra mendekat, pertama jaga jarak, kedua harus galak,” kata beliau.
Lebih jauh, Letkol Inf Supri Siswanto mengingatkan, “Kalau ada yang pacaran, saya doakan dalam tempo sesingkat-singkatnya putus.” Beliau tegaskan bahwa pacaran bisa merusak hafalan Qur’an. Harus berhati-hati!
Di penghujung nasihat, Pak Dandim menyampaikan harapannya, kelak akan ada pejabat atau komandan yang berdiri di depan para santri dan berkata: “Saya dulu adalah santri Qoryatul Qur’an.”
Beliau pun berterima kasih atas kesempatan berbicara di PPTQ Qoryatul Qur’an, bahkan beliau menyampaikan harapan suatu saat bisa kembali hadir di sini untuk ikut kembali murajaah hafalan Al-Qur’an di pondok ini.
Suasana majelis berlangsung hangat dan penuh kedekatan, karena memang basis kehidupan Pak Dandim juga berawal dari dunia pesantren. Kehadiran beliau memberikan semangat tersendiri bagi santri untuk menatap masa depan dengan keyakinan, iman, dan wawasan kebangsaan yang kokoh.
Majelis ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ustaz Didik Efendi, S.T. Setelahnya, dari pesantren secara simbolis menyerahkan hasil panen santri berupa buah labu kepada Pak Dandim Sukoharjo dan Pak Danramil Weru sebagai simbol ketahanan pangan.
Juga memberikan kejutan kepada Letda Har Heri Purwanto yang selama ini menjadi pengasuh kedisiplinan di PPTQ Qoryatul Qur’an yang akan purna tugas TNI, untuk turut bergabung menjadi bagian pendidik resmi di pesantren ini.
Posting Komentar untuk "Majelis Wawasan Kebangsaan Bersama Dandim Sukoharjo di PPTQ Qoryatul Qur’an"