PPTQ Qoryatul Qur’an Terima Kunjungan Silaturahmi dari PPTQ Dewan Da’wah Colomadu

Jumat pagi, 4 Juli 2025, PPTQ Qoryatul Qur’an menerima kunjungan silaturahmi dari PPTQ Dewan Da’wah Colomadu. Tamu diterima di Komplek 06 Asemlegi Gabeng, majelis dilaksanakan di meeting room lantai dua.

Pertemuan dipandu oleh Ustaz Bambang Wahyudi, S.E., selaku MC. Mengawali majelis, Ustaz Sunari, M.Fil., berkenan mewakili PPTQ Dewan Dakwah Colomadu menyampaikan maksud kedatangan ke pesantren ini.

Beliau mengenalkan diri dan segenap rombongan. Di antaranya adalah Mudir PPTQ Dewan Da’wah Colomadu, Ustaz Muhammad Ardy. Kemudian para ustaz dan ustazah pengajar dan pengabdian yang turut serta pada kunjungan kali ini.

Kunjungan pesantren
Kunjungan PPTQ Dewan Da'wah Colomadu

“Maksud kedatangan kami, pertama, untuk silaturahmi. Kedua, bermaksud ngangsu kaweruh ke PPTQ Qoryatul Qur’an,” kata Ustaz Sunari. Berharap bisa menjadikan PPTQ Qoryatul Qur’an sebagai inspirasi.

Lebih lanjut, Ustaz Sunari menyampaikan keinginan untuk bisa belajar banyak hal dari pesantren besar di Weru ini. Di antaranya adalah ilmu pembelajaran adab dan mengimplementasikan pada santri. Ini adalah masalah besar, pokok bahasan yang harus selalu digali ilmunya.

Kemudian terkait sistem pengasuhan yang diterapkan di PPTQ Qoryatul Qur’an. Juga berharap nasihat tentang kurikulum kepesantrenan yang dibutuhkan dan relevan di era sekarang ini. Sekaligus, bagaimana pesantren bisa berkembang.

Ustaz Sunari
Ustaz Sunari menyampaikan maksud kedatangan ke QQ

“PPTQ Dewan Da’wah Colomadu saat ini baru ada jenjang SMP putra dan putri sejumlah 120 santri. Untuk unit SMA baru mulai angkatan pertama putra tahun ini,” kata Ustaz Sunari, mengenalkan pesantren yang memang belum lama berdiri di Colomadu.

Selanjutnya, Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an, Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I. secara langsung berkenan menyapa para tamu. Beliau awali juga mengenalkan jajaran direktorat yang turut hadir pada penyambutan ini.

Ustaz Setyadi kemudian membuat analogi tentang pernikahan dengan tujuan sakinah mawadah warahmah. Inginnya bahagia tanpa ada permasalahan. Inilah mindset yang salah pada sebuah permulaan dari perjuangan dalam keluarga.

Pada dasarnya, perjuangan itu akan menemukan banyak permasalahan. Itulah yang nantinya mendewasakan. Begitu juga, dalam mendirikan pesantren, tak akan lepas dari problematika yang harus dihadapi.

Kalau kita sekadar ingin bahagia, maka rumusnya adalah menerima yang ada, turunkan ekspektasi. Setelah itu tak ada lagi. Ukuran bahagia seharusnya adalah keinginan dan target-target. Itu akan menuntut komitmen dan effort yang lebih besar dari sekadar yang bisa dilakukan.

Ustaz Setyadi kemudian menyampaikan dasar-dasar manajemen yang diterapkan di PPTQ Qoryatul Qur’an. Dengan memahami manajemen dasar inilah, maka jawaban atas permasalahan yang ada bisa dipecahkan.

Ustaz Setyadi
Ustaz Setyadi menyampaikan dasar manajemen Qoryatul Qur'an

Basic management di QQ berakar pada visi dengan pendekatan “filosofi memasak”, memiliki semangat pantang menyerah seperti “bonek”, menjunjung sinergi, integritas, kerja total dan loyal, inovasi berkelanjutan (tidak stagnan seperti SPBU), serta landasan keislaman berupa keikhlasan dan ittiba kepada Rasulullah Saw.

Ustaz Setyadi menggambarkan visi seperti niat seseorang yang hendak memasak: sebelum membeli bahan dan peralatan, kita harus tahu dulu apa yang ingin dimasak. Intinya adalah memulai segala sesuatu dengan tujuan akhirnya dulu, start from the end. Tujuan akhir kita adalah melahirkan kader ulama yang berjuang di jalan Allah.

Setelah tujuan itu jelas, barulah ditentukan siapa yang akan menjadi “juru masak” (guru dan SDM), “resepnya” (kurikulum dan program), “peralatannya” (sarana dan prasarana), serta “dapur tempat memasak” (yakni lembaganya sendiri).

Ustaz Setyadi menyampaikan kutipan: “Cobalah meski engkau tahu itu akan gagal. Tanamlah meski nanti akan kiamat.” Ini sebagai dorongan agar berani melangkah walau belum ideal. Menurut beliau, kegagalan sejati justru terjadi saat seseorang tidak mau mencoba.

Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an lalu mengajak untuk memulai dari apa yang ada, dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan segera memulainya. Tak perlu menunggu fasilitas sempurna untuk menjalankan program yang direncanakan.

Selanjutnya, beliau menegaskan pentingnya membangun sinergi dalam sebuah tim. Walaupun setiap anggota memiliki latar belakang yang beragam, semuanya harus bergerak ke arah tujuan yang sama. “Bekerja sama, bukan hanya sekadar sama-sama kerja,” tegas beliau.

Integritas dan working excellence juga menjadi fondasi utama. Tidak cukup hanya profesional, kita harus melampaui ekspektasi dengan jiwa pantang menyerah. Jika hanya profesional, maka seorang guru tahfizh mungkin tak akan ambil pusing ketika muncul masalah santri karena merasa itu urusan guru kesantrian.

PPTQ Dewan Dakwah Colomadu
Suasana majelis bersama PPTQ Dewan Da'wah Colomadu

Di PPTQ Qoryatul Qur’an, tidak ada batasan jam kerja yang baku, sebab dakwah adalah pengabdian tanpa henti. Diperlukan kesiapan untuk lembur, menanggapi tugas mendadak, memberikan kontribusi total, serta loyalitas penuh kepada lembaga, bahkan melebihi kepentingan pribadi atau keluarga.

Puncaknya adalah menerapkan manajemen Islami, atau yang disebut celestial management. Niat harus bersih (ikhlas), tujuan harus benar (mencari rida Allah), dan metode harus selaras dengan sunnah Rasulullah Saw.

Ustaz Setyadi juga menekankan adanya tujuan operasional yang ter-sibghah dengan nilai-nilai QQ, atau nilai-nilai Dewan Dakwah. Jangan sampai asatiz tidak kenal tokoh pendiri dan tokoh senior, yang pernah berjuang di lembaga afiliasi kita.

Terkait dengan adab, maka harus ditekankan bahwa menyapa itu tidak hanya kepada yang kenal. Kita juga harus menyapa tamu, menghormati yang lebih tua. Jangan hanya berpatokan menjawab salam saja yang wajib, tapi hendaklah kita yang menyebarkan salam.

Banyak santri pesantren yang menunjukkan kesan sombong. Mereka tidak berekspresi saat berjumpa dengan orang. Jangan berlindung pada alasan menjaga izzah, sehingga adab kita malah hilang karenanya.

Ustaz Setyadi menyampaikan bahwa tujuan final dari pendidikan pesantren yakni: Rida Allah (QS. At Taubah ayat 72), Islam jadi rahmatan lil alamin (QS. An Nur ayat 55), dan terbentuknya generasi terbaik yang diridai-Nya (QS. At Taubah ayat 100).

Beliau kemudian menyampaikan analisa tentang akar penyebab masalah yang muncul pada lembaga pendidikan Islam. Masalah iman dan amal saleh, atasi dengan stop maksiat, perlu didakwahi, dicontohi, dan didoakan.

Masalah mindset (pola pikir) yang salah, harus melakukan re-mindset ke arah yang benar. Ulangi penyampaian filosofi, asa, cita-cita, nilai-nilai, dan visi. Kemudian tentang kompetensi, lakukan upgrading dengan training, coaching, mentoring, dan travelling.

Solusi dari akar penyebab masalah itu harus dijiwai dengan manajemen langit. Benar niatnya (ikhlas), benar tujuannya (rida-Nya), dan benar caranya (ittiba Rasulullah). Dengan begitu maka masalah yang muncul bisa teratasi.

Semoga pertemuan ini menjadi sarana silaturahmi antarlembaga dan bisa menginspirasi untuk kemajuan pesantren. Menjadi bagian dari ikhtiar kita menyiapkan generasi terbaik Islam untuk masa depan. Aamiin.

Posting Komentar untuk "PPTQ Qoryatul Qur’an Terima Kunjungan Silaturahmi dari PPTQ Dewan Da’wah Colomadu"