Syekh Dr. Muhammad Said Bakr Ingatkan Mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an Putri tentang Peran Menjadi Pendidik

Pada Jumat, 13 Juni 2025, mahasantri putri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an mendapat kesempatan untuk mengikuti majelis ilmu bersama Syekh Dr. Muhammad Said Bakr. Beliau adalah seorang ulama asal Palestina yang kini menetap di Yordania dan tengah bersilaturahmi ke PPTQ Qoryatul Qur’an menginap tiga malam.

Acara yang digelar di Masjid Widad El Fayez Asemlegi Gabeng ini berlangsung dari pukul 06.30 hingga 08.00 WIB, dengan penerjemah Ustaz Zakki Zayrofi, B.A., S.Pd., yang membantu menyampaikan isi kajian agar mudah dipahami oleh para mahasantri.

Di antara tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan semangat thalabul ‘ilmi. Bertemu dan mendengar langsung nasihat dari Syekh Dr. Muhammad Said Bakr dapat membakar semangat belajar para mahasantri, sehingga tumbuh rasa cinta terhadap ilmu dan ulama.

Majelis taklim ini juga untuk menanamkan nilai-nilai adab dan akhlak. Syekh sering kali tidak hanya menyampaikan ilmu, tapi juga memperlihatkan keteladanan adab, wara, tawaduk, dan lainnya.

Syekh Dr. Muhammad Said Bakr
Majelis bersama Syekh Dr. Muhammad Said Bakr

Melalui majlis ini, mahasantri diharapkan dapat belajar secara langsung bagaimana bersikap dan berinteraksi dengan para ulama, mulai dari cara menyimak, bertanya, hingga menjaga sopan santun.

Syekh menyampaikan tentang syahsiyatul murabbiyah atau terkait kepribadian seorang murabiyah, sebagai suatu hal yang penting. Bahwa seorang pendidik itu mendidik diri sendiri dan mendidik yang muridnya.

Tarbiyah berasal dari bahasa arab yang artinya tumbuh dan bertambah. Artinya adalah seseorang yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Tarbiyah dimulai dari niat dan doa. Seorang pendidik itu dimulai dengan mendidik diri sendiri kemudian dapat mendidik orang lain.

Barangsiapa yang sudah dapat mendidik dirinya sendiri, maka dapat mendidik orang lain, dengan mengedepankan rasa syukur atas segala nikmat sehat sempat dan kesempatan yang telah Allah berikan, karena semua ini adalah berkah dan berkah datangnya dari Allah Swt.

Menjadi seorang murabiyah bukan dimulai setelah melahirkan. Namun, seorang murabiyah dimulai saat masa kehamilan, di mana setiap anak yang terlahir dalam keadaan fitrah. Setiap orang yang terlahir itu pasti mengikuti fitrah yaitu Islam.

Orang tua sebagai pendidik itulah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi. Ibu sebagai pendidik pertama adalah sosok yang pertama kali bersamanya, dia akan melihat dan mendengar siapa yang ada di sekitarnya.

Pentingnya peran orang tua dalam pendidikan seorang anak, dalam hal pendidikan yang sesuai dengan fitrah Islam, dan jauh dari bisikan-bisikan setan yang menjauhkan manusia dari fitrahnya. Pendidikan yang tepat senantiasa mengutamakan urusan akhirat dibandingkan urusan dunia.

Orang tua yang telah mendidik dengan baik dari kecil dan ketika besar menjadi orang yang baik maka orang tua akan mendapatkan pahalanya. Orang tua yang telah mendidik dengan baik dari kecil namun ketika besar menjadi kurang baik maka orang tua tidak mendapat dosa atas itu.

Orang tua yang tidak mendidik dengan baik ketika kecil dan ketika besarnya menjadi tidak baik maka orang tua mendapatkan dosanya atas itu. Sementara orang tua yang tidak mendidik dengan baik sejak kecil namun ketika besar menjadi baik karna lingkungan maka akan mendapat pahala rahmat Allah sebagai penghormatan orang tua. Tanpa rahmat Allah maka tidak mendapat pahala

Kontributor: Ustazah Lia Widjayani

Posting Komentar untuk "Syekh Dr. Muhammad Said Bakr Ingatkan Mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an Putri tentang Peran Menjadi Pendidik"