Pengajian Qoryatul Qur’an dengan Warga Ngentak Candirejo Semin, Ustaz Imam Yogo Susilo Semangati Ibu-Ibu Belajar Membaca Al-Qur’an

Tim Dakwah PPTQ Qoryatul Qur’an melaksanakan pengajian rutin perdana dengan peserta ibu-ibu jemaah Masjid Fathurrahman Ngentak, Candirejo, Semin, Gunungkidul, DIY. Dilaksanakan pada hari Kamis, 21 November 2024 dimulai bakda Salat Magrib sampai Isya.

Masjid Fathurrahman berdiri di wilayah kampung mualaf. Awalnya, mayoritas masyarakat di Dukuh Ngentak ini beragama Budha dan sampai hari ini masih ada sekitar 10 KK yang memeluk agama tersebut. Di Ngentak ini masih ada Vihara yang aktif digunakan untuk ibadah.

Majelis taklim untuk menguatkan keimanan khususnya ibu-ibu yang menghadiri kajian ini, disampaikan oleh Ustaz Imam Yogo Susilo. Beliau adalah Kepala Komplek PPTQ Qoryatul Qur’an 07 Jetis Krajan.

Ustaz Imam menyampaikan bahwa hidup di dunia hanya sesaat, ibarat sekadar mampir ngombe (singgah minum). Maka hendaklah mempersiapkan hidup yang lebih panjang, yaitu di akhirat nanti.

Ustaz Imam Yogo
Ustaz Imam ajak warga Ngentak Candirejo untuk semangat belajar membaca Al-Qur'an

Hidup di dunia ini untuk mencari bekal hidup abadi di akhirat. Apakah bekalnya itu? Yaitu bekal amal saleh sebanyak-banyaknya. Kita pun harus ingat bahwa Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya.

“Ibadah sangat banyak jenisnya,” kata Ustaz Imam, “tidak hanya di masjid saja.” Menurut beliau, makan juga bisa menjadi ibadah ketika diawali dengan membaca basmalah dan meniatkannya agar sehat dan bisa beribadah pada Allah.

Lebih lanjut Ustaz Imam mengatakan bahwa saat kita bekerja di sawah pun juga bisa menjadi ibadah, yakni ketika kita niatkan mengerjakan sawah dan hasilnya untuk nafkah keluarga atau sedekah di jalan Allah.

Poin pentingnya adalah bahwa semua amalan sehari-hari kita bisa berpotensi menjadi ibadah, selama niat kita benar, niat kita lillahi ta'ala. Jadi, tidak terbatas hanya dengan salat di masjid saja misalnya.

Ustaz Imam memberikan contoh lagi, yaitu saat kita membuat tetangga senang dengan memasak yang banyak, sehingga bisa dibagikan ke tetangga. Membahagiakan tetangga juga termasuk ibadah. 

Selanjutnya, beliau menyebut adanya satu amalan, yang ini amalan sangat besar, terlebih saat kita kerjakan di bulan Ramadhan. “Apakah itu?” tanya beliau. Ustaz Imam jawab sendiri, “Yaitu membaca Al-Qur’an.”

Ustaz Imam lantas bertanya pada jemaah ibu-ibu, “Sampun saget maos Al-Qur’an?” Sebagian menjawab belum bisa baca Al-Qur’an, dan merasa umur sudah telanjur tua sehingga menjadi alasan untuk enggan belajar membaca Kalamullah.

“Umur bukan alasan untuk tidak bisa membaca Al-Qur’an, jika panjenengan ditanya Allah karena usia 70 tahun kok tidak bisa membaca Al-Qur’an, lalu bagaimana menjawabnya?” tanya Ustaz mengajak ibu-ibu merenungkannya.

Ustaz Imam lantas menukil firman Allah yang menyebutkan bahwa Al-Qur’an itu Dia mudahkan untuk dipelajari. Selama kita niat belajar Al-Qur’an maka akan diberikan kemudahan. Seharusnya kita bersemangat karena amalan membaca Al-Qur’an itu sangat banyak pahalanya. 

Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

Ustaz Imam juga menukil perkataan Gus Baha yang menyebutkan bahwa meski sudah tua dan meniatkan belajar Al-Qur’an mulai dari Iqro 1, andaikan dipanggil Allah sebelum sempat bisa, insyaallah akan terhitung meninggal husnul khatimah.

Membaca Al-Qur’an menjadi amalan dahsyat, karena pahalanya sangat banyak. Terlebih saat bulan Ramadan, yang tadinya hanya 10 kebaikan, akan dilipatgandakan menjadi 700 kebaikan. Tak ada alasan untuk enggan belajar membaca Al-Qur’an.

Reporter: Ustaz Aldi Hermawan

Posting Komentar untuk "Pengajian Qoryatul Qur’an dengan Warga Ngentak Candirejo Semin, Ustaz Imam Yogo Susilo Semangati Ibu-Ibu Belajar Membaca Al-Qur’an"