Muhammad Uwais Al-Qarni, Santri MTsTQ Qoryatul Qur’an Kelas IX Selesaikan Hafalan 30 Juz

Muhammad Uwais Al-Qarni, santri MTsTQ Qoryatul Qur’an kelas IX telah menyelesaikan setoran hafalan 30 juz pada hari Sabtu, 18 Mei 2024 setelah berjuang selama 2 tahun 11 bulan. Sebuah prestasi yang luar biasa, apalagi dalam usia yang masih belia ini.

Anak ke-3 dari 3 bersaudara pasangan Bapak Muhammad Aziz Badawi dan Ibu Sri Wahyuni ini terlahir di Klaten, pada tanggal 12 Februari 2009. Sungguh kebahagiaan bagi keduanya memiliki putra penghafal Al-Qur’an.

Menjadi seorang hafizh semoga menurunkan keberkahan untuk keluarga Uwais dan tempat tinggal keluarganya di Kenaiban, Juwiring, Klaten. Keberkahan Al-Qur’an hadir untuk mereka yang memuliakan Al-Qur’an.

Uwais telah membuktikan bahwa kegigihan dan kesungguhan dalam berusaha akan membuahkan hasil yang manis. Didasari keikhlasan pada Allah sehingga dimudahkan-Nya Al-Qur’an untuk dihafalkan.

Muhammad Uwais Al-Qarni

Allah juga telah menjadikan Al-Qur’an mudah dipelajari dan dihafalkan meski penghafalnya bukan orang yang kesehariannya berbahasa arab. Ini adalah cara Allah menjaga Al-Qur’an agar tetap orisinil isinya.

Juz terakhir yang disetorkan Uwais sebagai penutup ziyadah-nya adalah juz 25 yang disimak oleh Ustaz Afif di halaman kamar 3 asrama PPTQ Qoryatul Qur’an komplek Kauman, Jatingarang. Tuntas sudah 30 juz dihafalkannya.

“Tentu saja saya sangat senang,” ungkap Uwais setelah selesai setoran. “Untuk teman-teman yang masih berproses, jangan mudah menyerah, ya. Tetaplah istikamah!”

Belajar di pondok pesantren bagi Uwais adalah bentuk ketaatan dan bakti pada orang tua. “Teruslah berusaha sampai orang tuamu bangga dengan hasil kerja kerasmu,” begitu pesannya untuk teman-teman seangkatan.

Uwais sendiri gemar bersepeda sebagai olahraga ringan yang menyenangkan. Kelak dewasa ia ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses. Pengusaha yang juga seorang dai, perpaduan kesuksesan dunia dan akhirat.

Akhirnya, selamat ya, Uwais, atas pencapaiannya. Semoga Allah ﷻ mudahkan murajaah dalam menjaga hafalan itu. Tentu jauh lebih penting, semoga diberi kemudahan juga untuk mengamalkan apa yang telah dihafal. Aamiin.

Kontributor: Ustaz Mas’ula Azzahid