Tim Leadership PPTQ Qoryatul Qur’an Ikuti Training of Reptile bersama Komunitas Manahati Wonosari

Segenap anggota Tim Leadership PPTQ Qoryatul Qur’an berangkat ke Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta untuk belajar tentang reptil dan bagaimana cara penanganan bila menjumpai hewan-hewan liar tersebut di alam bebas.

Training of reptile ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Februari 2024 sekira pukul 13.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan dengan berkunjung ke Komunitas Manahati.

Kegiatan ini guna menambah wawasan keilmuan mountaineering yang pasti berhubungan dengan alam, tentunya ada banyak ilmu yang didapatkan dari para pawang yang berpengalaman, mulai dari pengenalan jenis-jenis ular berbisa, penanganan ketika digigit ular, dan cara mengatasi ketika bertemu ular.

Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I berkenan membersamai Tim Leadership dalam kegiatan ini. Segenap tim turut serta, yakni Ustaz Joko Purwanto, Ustaz Muhammad Negus, Ustaz Wahodo, dan Ustaz Munadhif Abdul Fatah.

Kemudian ada Ustaz Bilal Ahmad, Ustaz Muhammad Rosyid, Ustaz Muhammad Ikhsanudin, Ustaz Rio Maryono, Ustaz Muhammad Devi Syahputra, Ustaz Muhammad Husain, Ustaz Aldi Ahmad, dan Ustaz Muhammad Rifai.

Pada kegiatan ini, tim dikenalkan lebih jauh dengan dengan hewan reptil. Penjelasan tentang hewan hewan reptil terutama ular dan jenis jenisnya. Kemudian penjelasan bagaimana cara penanganan bila bertemu dengan hewan reptil tersebut.

Komunitas Manahati
Tim Leadership QQ berkunjung ke Komunitas Manahati

Awalnya, Tim Leadership Qoryatul Qur’an diperkenalkan dengan Komunitas Manahati, oleh Bapak Suroso. Komunitas ini aktif di dunia konservasi lingkungan. Bergiat pada program perlindungan spesies dari kepunahan, pemeliharaan dan pemulihan habitat, dan sebagainya.

Kemudian bersama Bapak Rinto, tim diajak berkenalan dengan berbagai jenis ular. Bagaimana penanganan ketika digigit ular, seperti di antaranya dengan jangan banyak gerak dan lekas di bawa ke rumah sakit.

Namun jika jauh dari rumah sakit, menurut Pak Rinto, korban gigitan ular lebih baik pasrah dan banyak istigfar, menunggu sampai massa bisa habis selama 48 jam. Jangan bergerak dan jangan diikat.

Pak Rinto juga menyampaikan tentang cara mencegah datangnya hewan reptil saat acara atau saat mendirikan tenda, yakni dengan menggunakan wewangian atau sesuatu yang berbau menyengat seperti kamper dan kapur barus.

Ular terkait bisanya, dibagi menjadi 3 kelompok. Yakni ular berbisa berbahaya, setengah berbahaya, dan tidak berbisa. Pertama, yang bisanya sangat berbahaya cirinya lebih santai, berbuntut merah, dan berwarna pekat.

Kedua, ular yang bisanya setengah berbahaya hanya menimbulkan efek berupa bengkak, cirinya ular tersebut terlihat agresif. Dan yang ketiga, ada ular yang tidak berbisa, contohnya ular piton. Tidak berbisa bukan berarti tidak berbahaya.

Ular piton tidak memiliki bisa, tapi berbahaya pada gigitannya yang bisa mencabik-cabik dengan gigi yang ketajamannya seperti pisau. Kemudian daya lilitannya sangat kuat dan keras. Dalam kondisi darurat, hindari dililit bagian leher kita dengan menghalanginya memakai tangan. 

Selanjutnya, Tim Leadership diajak praktik menangkap ular berbisa dan ular yang tidak berbisa, dengan dipandu oleh ahlinya, yakni Mas Irul. Seluruh yang hadir mencoba berinteraksi sentuhan dengan ular yang dipelihara oleh Komunitas Manahati.

Tim Leadership
Berinteraksi dengan ular

Semoga kegiatan ini dapat memberikan berkah dan manfaat yang banyak untuk kita, para anak didik kita, dan umat Islam secara umumnya. Sungguh, tak akan sia-sia belajar ilmu apa saja, yang dimanfaatkan untuk kebaikan.

Kontributor: Ustaz Muhammad Negus

Posting Komentar untuk "Tim Leadership PPTQ Qoryatul Qur’an Ikuti Training of Reptile bersama Komunitas Manahati Wonosari"