PPTQ Qoryatul Qur’an Ikut Serta Kegiatan Factory Tour Bersama BKsPPI Jawa Tengah

Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) Provinsi Jawa Tengah mengadakan program factory tour ke Bekasi. Acara yang berawal dari sarasehan BKsPPI Jawa Tengah pada tanggal 20 Agustus 2025 menghadirkan Prof. Dr. Didin Hafiduddin (Ketua BKsPPI Pusat) yang menekankan pentingnya mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren.

Pertemuan dengan ketua BKsPPI
Pertemuan dengan ketua BKsPPI Prof. Dr. Didin Hafiduddin

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Direktur Utama HNI (Halal Network International), Bapak Agung Yulianto, yang menyatakan kesiapan HNI menjadi mitra strategis dalam pendampingan kemandirian ekonomi pesantren melalui sinergi anggota BKsPPI dan HNI.

Foto bersama
Foto bersama Prof. Dr. Didin Hafiduddin

Tindak lanjut dari pertemuan tersebut dilakukan melalui kunjungan silaturahmi perdana Pimpinan BKsPPI Jawa Tengah, KH. Dr. Mustaqim Safar beserta rombongan, ke Gedung HNI Plaza pada 3 September 2025. Dalam kunjungan tersebut, disepakati langkah bersama untuk melanjutkan pendampingan dengan aksi nyata.

Sebagai bentuk komitmen, BKsPPI Jawa Tengah mendapat kehormatan hadir sebagai tamu VIP dalam Milad HNI ke-15 sekaligus mengikuti Factory Tour untuk mengenal lebih dekat HNI sebagai mitra pendamping kemandirian ekonomi pesantren.

PPTQ Qoryatul Qur’an termasuk di antara yang terpilih untuk mengikuti kegiatan factory tour bersama 18 pesantren lainnya dari Jawa Tengah. Diwakili oleh Ustaz Faris Ahmad, Lc., M.Pd. Acara ini berlangsung selama dua hari, 21–22 September 2025.

Milad ke-13 HNI
Menghadiri Milad ke-13 HNI di Sentul, Bogor

Kegiatan hari pertama, Ahad, 21 September 2025, rombongan menghadiri Milad ke-13 HNI di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor. Turut hadir dalam sambutan dan pembukaan: Drs. H. Tamsil Linrung (Wakil Ketua DPD RI), H. Muslim Muhammad Yatim, Lc. (Komisaris Utama HNI), H. Agung Yulianto, S.E., Ak., M.Kom. (Direktur Utama HNI), Sandiaga Sholahuddin Uno (mantan Menteri Pariwisata), dan Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.S. (Ketua BKsPPI Pusat).

Dalam sambutannya, Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.S. menyampaikan bahwa Islam memiliki konsep dalam ekonomi, sebagaimana dalam Surah An-Nur: 37 tentang pujian Allah kepada sahabat Nabi yang menjadi ahli masjid sekaligus ahli pasar. Di antaranya adalah Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan, para pebisnis yang dekat dengan Allah.

Abdurrahman bin Auf menginfakkan 2/3 keuntungan bisnisnya, sementara Utsman bin Affan menginfakkan 1/2 keuntungannya setiap hari. Beliau mengimbau pondok-pondok pesantren anggota BKsPPI untuk berkolaborasi dalam gerakan ekonomi umat.

Kegiatan berlanjut dengan pertemuan khusus bersama Ketua BKsPPI Pusat di kantor BKsPPI yang berada di kompleks Universitas Ibnu Khaldun, Bogor. Dalam pertemuan terbatas ini beliau menyampaikan asal-usul BKsPPI, di mana beliau termasuk yang ditunjuk oleh pendiri BKsPPI, Bapak Muhammad Natsir, untuk mengikat mahasiswa kampus dengan nuansa Islam sebagai penopang tiga pilar dakwah: pesantren, kampus, dan masjid.

Kunjungan
Kunjungan ke DPP Hidayatullah

Prof. Didin Hafidhuddin juga mengusulkan kepada Bapak Muhammad Natsir untuk membuat program mahasiswa sekaligus santri, sehingga pada tahun 1987 lahirlah Pesantren Mahasiswa Ulul Albab guna melahirkan para ilmuwan dan cendekiawan ulama.

Beliau juga menyebutkan Fatwa MUI tahun 2007 tentang tiga fungsi ulama dan kiai: Himayah wa Wiqayah ad-Din, Himayah wa Wiqayah al-Ummah, dan Himayah wa Wiqayah ad-Daulah.

Dakwah, menurut beliau, harus komprehensif sebagai manhajul hayah Islam, termasuk dalam bidang ekonomi. Acara diakhiri dengan foto bersama, kemudian rombongan melanjutkan agenda untuk bermalam di Wisma DPP Hidayatullah, Jakarta.

Pada hari kedua, kegiatan berada di DPP Hidayatullah, Jakarta. Pertemuan dimulai pukul 08.30–11.00 WIB bersama Wakil Sekretaris Umum, Ustaz Abdul Ghofar.

Pada kesempatan ini beliau menyampaikan sejarah dan asal-usul Hidayatullah, yang dirintis sejak tahun 1973 dengan pendirian pesantren di Balikpapan, Kalimantan Timur, oleh Ustaz Abdullah Said yang diresmikan pemerintah. Pada perkembangannya, Hidayatullah yang semula pesantren kemudian berubah menjadi ormas pada tahun 2000.

Salah satu ciri khas pengkaderan Hidayatullah adalah penugasan: santri siap ditugaskan kapan pun dan di mana pun, dengan penerapan ketaatan sami‘na wa atha‘na. Kini Hidayatullah telah berkembang di 38 provinsi dengan kondisi masing-masing, dengan cita-cita pendiri agar bisa hadir di setiap kelurahan. Filosofinya diibaratkan tiang listrik: semakin banyak, semakin mudah menggerakkan energi.

Cara menanamkan ketaatan antara lain: Keteladanan dalam ibadah, muamalah, dan lainnya. Berbagi cerita pengalaman dakwah dari pedalaman. Nikah massal (nikah mubarokah) untuk menyatukan visi dan misi dakwah. Penugasan dan pelibatan, seperti pindah kamar dan tugas dakwah.

Kunjungan ke HNI
Kunjungan ke pabrik kopi HNI

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan factory tour di pabrik HNI yang berada di Biz Park Bekasi. Rombongan meninjau pabrik kopi, mulai dari peracikan, pembuatan, hingga pengemasan, kemudian melihat distribusi nasional dan internasional.

Acara ditutup dengan kunjungan ke HNI Plaza sebagai pusat perkantoran dan penjualan HNI. Di sana peserta diajak melihat ritel Aman Mart yang menjual produk-produk muslim untuk kebutuhan masyarakat, layaknya minimarket pada umumnya.

Reporter: Ustaz Faris Ahmad, Lc., M.Pd.

Posting Komentar untuk "PPTQ Qoryatul Qur’an Ikut Serta Kegiatan Factory Tour Bersama BKsPPI Jawa Tengah"