Sabtu, 21 September 2024. Setelah melaksanakan Salat Isya di Masjid Nurul Ilmi Komplek 08 Jonggring Saloka, seluruh santri MATQ Program Ta'jil dan mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an melaksanakan kegiatan rutin malam Ahad yakni muhadharah.
Berbeda dengan sebelumnya, muhadharah kali ini dilaksanakan di depan asrama Ma’had Aly Qoryatul Qur’an. Disiapkan dengan maksimal dan penuh inovasi baru untuk tempat spesial muhadharah malam hari ini.
Terlihat dari raut mukanya, santri yang akan tampil dalam kegiatan muhadharah sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan. Juga dari para audiens yang fokus memperhatikan performa para santri yang tampil di depan.
Kegiatan dibuka oleh Wildan Al Fawwas, selaku BEM Ma’had Aly Qoryatul Qur’an, yang malam ini bertindak sebagai MC. Diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Muhammad Aufa Ashrof, yang membacakan surat Al-Hasyr ayat 22-24.
Kegiatan muhadharah di Komplek JS |
Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh para santri yang bertugas muhadharah kali ini, di antaranya adalah Rosyad Ahmad Fatih, Zaki Ihya, Muhammad Yusuf Musa, Azam Mumtaz Qailan Taking, Naufal Ahmad Muzakki, dan Muhammad Yusuf.
Ringkasan materi yang disampaikan para santri muhadharah malam hari ini di antaranya adalah tentang kisah Nabi Musa AS yang bertemu dengan orang miskin dan pengemis. Kemudian jalan lagi dan bertemu dengan orang kaya, lalu dia meminta Nabi Musa AS untuk mendoakan supaya jauh dari kekayaan.
Nabi Musa AS berkata kepada orang kaya, “Wahai orang kaya, berhentilah bersyukur kepada Allah!”. Orang kaya itu balik bertanya, “Bagaimana bisa aku tidak bersyukur pada Allah yang selalu memberikan nikmat kepadaku?” Akhirnya kondisi mereka semakin lebih dari yang tidak mereka inginkan.
Ada juga santri yang menyampaikan tentang menuntut ilmu yang wajib bagi setiap muslim dan muslimah. Menuntut ilmu dari buaian sampai liang lahat. Kemudian ada 3 hal yang harus dijauhi oleh penuntut ilmu, yakni sifat hasad, sombong, dan riya'.
Adab didapatkan dari suatu pendidikan yang baik bahkan orang yang bukan muslim pun bisa beradab. Akhlak didapat dari proses ibadah yang baik, jadi hanya orang muslim yang dapat berakhlak. Adab itu lebih didahulukan daripada ilmu.
Nafsu adalah sebab terjadinya gejolak jiwa. Perang melawan hawa nafsu lebih besar daripada perang bersenjata. Kenapa? Karena nafsu susah dikalahkan. Nafsu itu tidak terlihat, tidak ada batasan waktu untuk nafsu mengoda, menjadikan kita mati sia-sia.
Santri tampil muhadharah |
Santri lain ada pula yang menyampaikan kandungan dari hadis yang artinya, “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia menghilangkannya dengan tangannya. Jika dia tidak mampu, maka dengan lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hatinya. Dan dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Materi muhadharah lainnya, yang ditampilkan santri adalah agar kita berhati-hati terhadap buruk sangka karena berburuk sangka termasuk perbuatan dosa. Kita sebagai penuntut ilmu sepatutnya tidak berburuk sangka karna termasuk su'ul adab.
Pada akhir kegiatan sebelum penutupan, Yusuf Irfan menghibur teman-teman dengan mengadakan kuis dengan melemparkan beberapa pertanyaan kepada para audiens dan para petugas muhadharah. Sangat simple dan cukup berkesan dan menghibur teman-temannya, karena pertanyaan yang dilemparkan memiliki jawaban yang membuat tertawa.
Pesantren berharap, dengan diadakannya kegiatan rutinan muhadharah, santri program Ta'jil dan mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an dapat mengembangkan bakatnya berbicara di depan umum, guna untuk bekal terjun berdakwah di masyarakat yang lebih luas.
Reporter: Ustaz Salman Al Hawari
Posting Komentar untuk "Kegiatan Muhadharah Santri Program Ta'jil dan Mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an di Komplek Jonggring Saloka"